Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, dirinya tidak ada kaitannya dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), yakni perusahaan yang menyediakan produk dan jasa tes PCR dan swab antigen yang ramai diperbincangkan.
“PT GSI ini pendiriannya saya juga tidak mengikuti dan itu di bawah yayasan,” kata Menteri Erick dalam wawancara eksklusif, Senin (15/11/2021).
Baca Juga
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
Tersingkir dari Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir untuk Latih Striker Timnas Indonesia
Erick menjelaskan terkait Undang-Undang Yayasan pasal 3, di mana yang namanya yayasan adalah sebuah kegiatan bisnis untuk kegiatan masyarakat. Menurut dia, jika sekarang semua yayasan dituduh untuk memperkaya diri sendiri, berarti sekolah, rumah sakit, yang sekarang didirikan oleh banyak pihak sama dengan menguntungkan diri sendiri.
Advertisement
“Bantuan bantuan sosial dianggap menguntungkan diri sendiri juga, enggak bisa seperti itu,” tegasnya.
Padahal, sejak awal Erick dilantik menjadi Menteri BUMN sesuai dengan arahan Presiden, dia diminta untuk melepaskan seluruh jabatannya dan melaporkan seluruh harta kekayaannya kepada KPK dan Ditjen Pajak.
“Minta Bapak Presiden, saya sudah melepaskan seluruh jabatan. Saya melaporkan harta kekayaan saya secara transparan di KPK di pajak dan alhamdulillah konsisten sampai hari ini kita salah satu pribadi yang melaporkan kekayaan dan pajak secara transparan,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kementerian yang Transparan
Dalam perjalanannya, KPK menyebut Kementerian BUMN merupakan salah satu kementerian yang transparan dalam memberikan laporan harta kekayaan, baik dirinya sebagai menteri hingga seluruh direksi komisaris.
“Bahkan saya tekankan yang tadinya hanya holding-nya, sekarang anak cucu harus melaporkan harta kekayaan, kita transparan,” ujarnya.
Kembali Erick menegaskan, memang di masa pandemi Covid-19 ini banyak risiko yang harus diambil oleh pejabat publik seperti dirinya. Selama menjabat sebagai menteri, Erick menyebut tidak ada niat sedikit pun untuk memperkaya diri sendiri.
“Saya tekanan kan dengan segala hormat pada konteks Covid-19 itu banyak risiko yang harus diambil oleh pejabat publik. Tanpa ada niat sedikit pun, pasti hanya untuk pikiran memperkaya diri sendiri, lillahita'ala,” pungkasnya.
Advertisement