Sukses

Inklusi Keuangan Disebut Bisa Jadi Cara Menumbuhkan Potensi Pariwisata

Inklusi keuangan dapat menyediakan infrastruktur teknologi pembayaran digital yang akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan untuk berbelanja.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi mendorong banyak pihak harus bersiasat dalam menghadapi dampaknya. Seperti para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary menuturkan jika kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan di tengah pandemi dengan memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik.

"Ketiga kemampuan itu sebenarnya sudah mulai diterapkan di Indonesia," jelas dia mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong, saat membuka acara webinar Creative Talks Pojok Literasi “Mendorong Inklusi Keuangan Masyarakat Lewat Pemanfaatan Potensi Pariwisata”, Senin (15/11/2021).

Acara ini digagas Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo bermitra dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY dan Pengembangan Pendidikan Promosi Pariwisata dan Kebudayaan Nusantara (P3PKN).

Turut hadir sebagai nara sumber, Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan Promosi Pariwisata dan Kebudayaan Nusantara, Ridwan MD. Kemudian Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY Gusti Kanjeng Ratu Bendara, Chairman Fintech Center UNS Irwan Trinugroho  dan Koordinator Informasi dan Komunikasi Perekonomian I, Kemenkominfo, Eko Slamet Riyanto.

GKR Bendara menyampaikan bahwa strategi pariwisata Yogyakarta sudah beralih dari mass-tourism menjadi quality-tourism, yaitu bagaimana bisa menghadirkan responsible tourism. Ini yang merawat pariwisata di dalam negeri dinilai lebih indah sehingga dapat berkelanjutan dalam jangka yang lebih panjang.

“Mereka lebih menginginkan unique experience dan high value experience daripada luxury, maka dari itu fokus dari Pemda DIY ini adalah peningkatan kualitas dari desa wisata,” tutur GKR Bendara.

GKR juga mengenalkan aplikasi “Visiting Jogja”, buatan dari Dinas Pariwisata Yogyakarta. Dengan aplikasi ini bertujuan agar Pemda DIY bisa mengumpulkan data besar dan menunjukkan keakuratan data analisis wisatawan ke Yogyakarta sehingga bisa meningkatkan kualitas pariwisata Yogyakarta.

Menurut GKR Bendara dengan data besar, Marketing Strategy dan Data Analisis secara digital akan menjadi Big Market di masa depan.

 

2 dari 2 halaman

Dampak Inklusi

Irwan Trinugroho dalam paparannya membahas bagaimana inklusi keuangan dapat menumbuhkan potensi pariwisata.

Dari sisi supply, dikatakan jelas jika pelaku usaha sektor pariwisata butuh pendanaan dan untuk mendapatkan pendanaan mereka harus terinklusi ke sektor jasa keuangan.

Kemudian dari sisi demand, inklusi keuangan dapat menyediakan infrastruktur teknologi pembayaran digital yang akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan untuk berbelanja.

Irwan juga memberikan saran atau rekomendasi kebijakan untuk pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan di sektor pariwisata.

Salah satunya adalah perlunya intervensi pemerintah untuk menurunkan biaya transaksi pembayaran digital bagi UMKM dan juga memperluas akses pendanaan yang berbiaya murah bagi UMKM yang berhubungan dengan sektor pariwisata.

“Di sini perlu intervensi pemerintah, karena kalau tidak mereka akan terjebak kepada pinjaman yang berbiaya mahal dan pada akhirnya tidak bisa menjadi leverage bagi usaha mereka,” jelas Irwan

Peran pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo sebagai humas pemerintah yang memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat mengenai program-program Pemerintah.

Disampaikan Eko Slamet Riyanto bahwa pemerintah melihat potensi inklusi keuangan di masyarakat harus sangat didorong terutama terkait dengan peningkatan potensi pariwisata, maka itu dibuatlah kegiatan hari ini.