Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menyebut realisasi biofuel atau bahan bakar nabati akan melewati target yang telah ditetapkan pada akhir 2020 lalu. Hal ini didasari oleh adanya peningkatan ekonomi yang lebih cepat di Indonesia.
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) target realisasi mandatori biofuel pada 2021 sebesar 9,2 juta kL. Namun, Dadan memprediksi, angka itu akan terlampaui pada akhir 2021 ini.
Baca Juga
“Sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) di 2021 rencananya 13,9 pada 2025, tahun ini targetnya 9,2 (juta kL) dan most likely kita akan melewati dari target ini dari pemantauan kami bahwa 9,2 (juta kL) ini akan sedikit terlewati karena ekonomi tumbuh lebih cepat barangkali dari sisi perkiraan sewaktu kami menyusun diakhir 2020, yang waktu itu juga sama masih pandemi,” tutur Dadan dalam webinar Kilang dalam Transisi Energi, Selasa (16/11/2021).
Advertisement
Kemudian, untuk langkah selanjutnya, Dadan mengatakan akan terus mendorong peningkatan pemanfaatan Biofuel ini secara berkelanjutan. Misalnya dengan memproduksi lebih banyak jenis-jenis seperti green diesel, green gasoline dan bioavtur.
“Kita akan mendorong peningkatan pemanfaatan secara terus menerus, Pertamina sekarang bekerja untuk hal tersebut, bagaimana memproduksi biofuel yang berbasis hidrokarbon, jadi biofuel yang secara fisik itu sama dengan BBM yang kita lihat sekarang, ada green diesel ada green gasoline termasuk juga ada bioavtur,” tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk target tahun 2022 masih akan ditetapkan kemudian. Namun, mengacu pada RUEN, target realisasi tercatat sebesar 10,0 juta kL. Lalu 2023 sebesar 11,2 juta kL, 2024 sebesar 12,5 juta kL, dan 2025 sebesar 13,9 juta kL.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Produksi Green Diesel
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono, berencana untuk melakukan produksi green diesel pada 2022 mendatang. Contohnya dengan memproduksi solar dengan campuran sawit 100 persen.
Namun, langkah ini, kata Djoko, menunggu proses peningkatan kilang Cilacap yang rencananya akan rampung akhir tahun ini. Diketahui, upgrade kilang Cilacap dilakukan sejak 1 November 2021 lalu.
“Kami sedang melakukan ekspansi (kilang) Cilacap sejak 1 November kemarin, upgrade kilang TDHT (treated distillate hydrotreating) sampai Desember 2021, Januari 2022 bisa produksi kami D100 sebesar tiga ribu barel per hari. Nanti akan kami kembangkan menjadi enam ribu barel per hari,” katanya.
Ia menyebutkan bahan bakar yang disebut D100 itu menggunakan minyak sawit yang sudah melalui proses penyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas dan penjernihan untuk menghilangkan warna dan bau.
Advertisement