Sukses

Mandalika Grand Prix Association Terima Pengunduran Diri Dyan Dilato dan Meminta Maaf ke Warga NTB

Mandalika Grand Prix Association (MGPA) telah menerima pengunduran diri resmi dari Dyan Dilato pada tanggal 15 November 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku bagian dari ITDC Group telah menerima pengunduran diri dari Head of Operation Sporting MGPA Dyan Dilato. Pengunduran diri ini terkait perkataan Dyan Dilato yang dianggap menyakiti hati masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) terutama tim marshal.

Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association Ricky Baheramsjah menjelaskan, MGPA telah menerima pengunduran diri resmi dari Dyan Dilato pada tanggal 15 November 2021. Atas nama perusahaan penyelenggara, Ricky mohon maaf atas pernyataan yang dikeluarkan Dyan Dilato yang menyakiti hati masyarakat NTB dan tim marshal.

"Kami paham bahwa menghina dan apapun yang terjadi di lapangan bukanlah hal yang profesional. Maka dari itu, beliau secara resmi telah mengundurkan diri dari MGPA. Kedepannya segala sesuatu yang dilakukan beliau tidak lagi menjadi tanggung jawab MGPA.” jelas Ricky dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).

Ia memastikan pihak-pihak internal maupun eksternal yang terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan penyelenggaraan balap MOTUL FIM Superbike World Championship (WSBK) Indonesia 2021 dan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) pekan ini, akan bekerjasama dengan profesional dan optimal.

Diketahui, Head of Operation Sporting MGPA Dyan Dilato menyebut para petugas marshall yang adalah putra daerah bekerja tidak profesional. Dyan Dilato juga menyatakan bahwa pemerintah daerah terkesan memaksakan agar MGPA menyerap tenaga lokal.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Heboh Marshal Katrok di Sirkuit Mandalika, Dyan Dilato Akhirnya Bukan Suara

Dyan Dilato telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Head of Operation Mandalika Grand Prix Association (MGPA). Namun dia membantah telah mengeluarkan pernyataan menghina warga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bertugas sebagai marshal.

Dalam wawancara eksklusif dengan Liputan6.com, Dyan membeberkan masalah yang terjadi pada Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2021. Balapan perdana di Sirkuit Mandalika tersebut terpaksa diundur karena kekurangan marshall.

Dyan menjelaskan bahwa pemilihan marshal sebenarnya sudah dilakukan sejak empat bulan lalu. Awalnya MGPA selaku panitia berniat merekrut warga Mataram. Namun kebijakan terakhir dari Bupati Lombok Tengah, meminta agar marshal diambil dari wilayahnya saja.

"Jadi akamsi-lah atau anak kampung sini," ujar Dyan Dilato.

Pelatihan kemudian dilakukan terhadap warga yang terpilih untuk menjadi marshal. Hanya saja menurut Dyan, sejauh ini belum ada praktek langsung. Pelatihan baru dilakukan lewat tayangan visual melalui video. Sementara trek, bendera, maupun pos yang harus ditempati belum tersedia.

"Intinya saat itu, treknya itu belum selesai," kata Dyan.