Sukses

Jangan Ngebut, Banyak Ruas Tol yang Rawan Kecelakaan

Banyak ruas jalan tol yang rawan kecelakaan dan segera perlu diperbaiki. Terutama pada Jalan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) yang badan jalannya kerap ambles.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, mencermati masih banyaknya ruas jalan tol yang rawan kecelakaan dan segera perlu diperbaiki. Terutama pada Jalan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) yang badan jalannya kerap ambles.

"Kita juga menyadari karena pengaruh satu dan lain hal, banyak kondisi jalan tol yang harus segera kita perbaiki. Cipali umpamanya, sedang dilakukan rekonstruksi oleh investornya," kata Hedy kepada Liputan6.com, Kamis (18/11/2021).

Hedy menyatakan kondisi jalan tol itu dinamis, bisa cepat berubah seiring kondisi cuaca maupun adanya kendaraan berlebih muatan atau over dimension overload (ODOL) yang melintas.

Oleh karenanya, ia meminta badan usaha jalan tol (BUJT) agar rajin memantau lalu lintas setiap harinya, sehingga cepat merespon bila terjadi kerusakan pada jalan tol.

"Kita akan data itu terus, perbaiki itu terus. Tapi perlu disadari bahwa itu adalah prasarana fisik, dan bagaimana kita monitoring itu secara kontinyu. Sehingga kalau ada penurunan kondisi bisa kita segera instruksikan kepada BUJT agar diperbaiki," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kerusakan Jalan Tol Cipali

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun sempat menyinggung kerusakan yang terjadi pada Jalan Tol Cipali, seperti di Km 122 yang longsor pada Februari 2021 lalu.

Menteri Basuki memaparkan beberapa alasan Jalan Tol Cipali Km 122 ambles, seperti karakteristik tanah yang ekspansif dan adanya sistem drainase yang tidak dilapisi lining.

"Kami bersama dengan Bina Marga, BPJT, BUJT melihat beberapa lokasi yang hampir sama dengan ini (Km 122) kondisinya. Yang tanahnya ekspansif dan topografinya sama dengan drainase yang sama," terangnya.

Menurut Menteri Basuki, rembesan air yang masuk ke badan jalan tol membuat tanah terkena proses gelinciran (sliding) sehingga membuat jalan tol longsor.

"Kalau gelincir gini pasti ada air yang masuk. Bukan karena sungai yang meluap di sana, pasti ada air yang masuk. Sehingga kami akan mengatasi itu di lokasi lain supaya tidak ada air yang merembes ke badan jalan yang menyebabkan gelincir ini," tuturnya.

"Kita lihat laporannya, guard rail-nya tetep lurus tapi di bawah tanah sliding, sedangkan guard rail-nya masih lurus. Ini akan kita lihat di lokasi lain supaya tidak terjadi hal yang sama," pungkas Menteri Basuki.