Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menilai, batu bara yang jadi salah satu primadona pada komoditas energi nasional tetap punya peluang dalam program net zero emission yang kini tengah dikejar Indonesia.
Arsjad tak bisa mengelak, bahwa produk batu bara merupakan salah satu komoditas ekspor yang banyak menyumbang pemasukan devisa bagi negara.
Baca Juga
"Sebagai negara yang kaya akan sumberdaya mineral dan batu bara, Indonesia memproduksi lebih dari 500 juta ton batubara setiap tahun. Dan proyeksi tahun ini mencapai 610 juta ton, dan 70 persennya akan diekspor," terangnya dalam siaran video pada Indonesia Energy and Coal Business Summit, Kamis (18/11/2021).
Advertisement
Walaupun batubara memainkan posisi strategis sebagai pemasok energi utama nasional, Arsjad mewanti-wanti jika banyak negara di dunia kini tengah mengejar target net zero emission.
Meskipun pada masa krisis energi sekarang ini, beberapa negara juga kembali berpaling pada pasokan batu bara yang secara harga lebih terjangkau.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bisa Beradaptasi
Tapi, Arsjad meminta pelaku usaha batu bara bisa beradaptasi dengan target Indonesia net zero emission pada 2060 mendatang.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan, antara lain bagaimana komoditas batubara bisa melangkah ke depan dengan mesin-mesin baru yang ramah lingkungan. Sehingga bisa membantu target pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Ini sebuah tantangan tapi juga peluang. Namun penting sekali untuk kita sadari bersama bahwa batubara adalah salah satu ketahanan energi nasional selain gas," ujar Arsjad Rasjid.
Advertisement