Sukses

Harga Minyak Goreng Selangit, Masyarakat Menjerit

Sejumlah masyarakat mengeluhkan tingginya harga minyak goreng di tingkat pasar maupun pusat perbelanjaan

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah masyarakat mengeluhkan tingginya harga minyak goreng di tingkat pasar maupun pusat perbelanjaan. Rata-rata harga minyak goreng dijual mencapai Rp20.000 lebih per liter. Harga ini di luar dari harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah.

Dalam mengontrol harga minyak goreng, pemerintah menetapkan HET minyak goreng Rp11.000 per liter ketika harga kelapa sawit dikisaran USD600 per ton. Namun kini harga minyak goreng terancam naik dua kali lipat terkerek harga CPO.

Anggun misalnya. Salah satu warga tinggal di Bekasi mengeluhkan tingginya harga minyak goreng. Padahal minggu lalu, harganya masih dikisaran Rp17.000 per liter. Namun hari ini, harga dibelinya mencapai Rp23.000 per liter.

"Rasanya pengen nggak beli, tapi ngegoreng tanpa minyak gimana rasanya," keluh Anggun kepada merdeka.com, Sabtu (20/11/2021).

Minyak goreng saat ini juga sulit ditemui di warung-warung eceran. Anggun mengatakan, untuk bisa beli minyak goreng harus ke pusat perbelanjaan. Itu pun stok yang tersedia juga tidak begitu banyak.

Selain Anggun, Nining juga mengeluhkan hal sama. Di daerah tempatnya tinggal, di Tambun Selatan rata-rata harga minyak goreng dijual menyentuh Rp20.000 - Rp22.000 per liter. Dia pun mengaku keberatan. Apalagi minyak goreng menjadi kebutuhan dasar untuk memasak.

"Rp20.000 mahal banget yang curah. Kalau yang literan Rp21.000 - Rp22.000 per liter," katanya

Berdasarkan laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng di seluruh provinsi Indonesia mengalami peningkatan. Adapun harga pada Jumat (19/11) kemarin, menyentuh Rp18.400 per liter.

Harga ini terus bergerak sejak Senin (15/11) lalu. Di mana harga minyak goreng saat itu masih di Rp18.250 per liter. Kemudian kembali naik di Rp18.300 pada Selasa (13/11), Rp18.350 di Rabu (14/11), dan Rp18.400 pada Kamis sampai Jumat kemarin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Penyebab Harga Minyak Goreng Naik

Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi buka suara mengenai penyebab harga minyak goreng naik drastis beberapa waktu belakangan. Kenaikan itu merupakan konsekuensi atas meroketnya harga komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Kalau kita lihat sekarang sebenarnya barang apa yang kita jual? pertama yang paling besar itu adalah produk minyak nabati HS nomor 15 yaitu kelapa sawit," kata Lutfi, Jakarta, Jumat (19/11).

Kenaikan harga CPO, kata Lutfi, membuat ekspor membaik namun juga menekan harga minyak goreng. Terlihat dari nilai ekspor bulan ini yang menyumbang angka cukup besar.

"Kita ini menjual kira-kira USD 27 miliar pada tahun 2020. Pada bulan Oktober ini saja kita menjual USD3,36 miliar," jelasnya.

Kontribusi positif itu berdampak pada produk turunannya, yakni minyak goreng yang mengalami kenaikan harga. Harga kelapa sawit kini dibanderol USD 1.250 dan berpotensi akan naik lagi hingga menyentuh USD 1.500 per ton.

"Akan naik lebih dari USD1.500 pada tahun depan karena panen dari pada kelapa sawit kita ini, panen dari kelapa sawit dari seluruh dunia itu tidak akan terlalu baik," paparnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com