Sukses

Jurus Menteri Bahlil Kejar Target Investasi Rp 1.200 Triliun di 2022

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia optimistis target realisasi investasi Rp 1.200 triliun tahun depan bisa tercapai.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia optimistis target realisasi investasi Rp 1.200 triliun tahun depan bisa tercapai. Apalagi saat ini pihaknya sudah mengawal ratusan perusahaan yang telah menyatakan minat investasinya di 2022.

Dia menjelaskan, strategi mengawal investasi end-to-end merupakan salah satu cara agar realisasi investasi bisa mencapai target. Untuk itu, Kementerian Investasi juga telah memetakan lokasi dan perusahaan yang akan berinvestasi.

"Jadi dari 34 provinsi kita bagi ada sekitar 600 sampai 700 perusahaan kemudian itu yang kita kawal," kata dia dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 di Jakarta, Rabu (24/11)

Selain itu, Bahlil menyebut, kinerja dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di daerah sudah lebih baik dalam melayani investor yang akan menanamkan modal dibandingkan sebelumnya.

Perbaikan kinerja DPMPTSP ini, tidak lepas dari pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik yang bisa digunakan. Tahun ini DAK bagi DPMPTSP mencapai Rp260 triliun, meningkat dari Rp227 triliun dari tahun lalu.

"Jadi dulu kami ingat Raker pertama DPMPTSP ini jadi kelas nomor 4. Kadang-kadang guru jadi kepala dinasnya saking miskinnya itu kepala dinas. Jadi kami minta waktu itu, Kalau bisa ditambah lagi," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Transformasi Ekonomi

Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan upaya transformasi ekonomi agar bisa menarik investasi. Ke depan, pemerintah akan fokus untuk mendorong sektor energi hijau (green energy) hingga hilirisasi industri.

"Kita harus melakukan peletakan untuk mendorong transformasi ekonomi lewat green energy dan hilirisasi industri. Ini harus kita lakukan sebagai bentuk konsekuensi meningkatkan nilai tambah," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com