Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut ada 5 permasalahan yang harus dihadapi dan dicermati seiring pulihnya perekonomian global dari dampak pandemi.
Dia mengakui jika pemulihan perekonomian global akan lebih menuju keseimbangan pada tahun depan.seiring meredanya Covid-19 yang melanda banyak negara.
Baca Juga
"Pembukaan sektor ekonomi dan stimulus kebijakan di negara maju Eropa dan Jepang menyusul Amerika, emerging market India dan ASEAN 5 juga menyusul Tiongkok, volume perdagangan meningkat juga harga komoditi," jelas dia dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, Rabu (24/11/2021).
Advertisement
Tetapi dia mengingatkan akan ada 5 permasalahan baru yang harus dihadapi dan dicermati terkait perekonomian global.
Kelima masalah tersebut yakni, normalisasi kebijakan di negara maju dan ketidakpastian pasar keuangan global. Kemudian dampak luka memar pandemi pada perusahaan dan sistem keuangan
Selain itu, meluasnya sistem digital antara negara dan risiko aset kripto. Serta tuntutan ekonomi hijau hingga melebarnya kesenjangan dan perlunya inklusi ekonomi.
"Kelima permasalahan global ini akan menjadi agenda prioritas Presidensi G20 pada 2022 dengan tema recover together, recover stonger," tegas dia.
Â
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bank Indonesia Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,5 Persen di 2022
Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,5 persen di tahun depan. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini.
"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7 sampai 5,5 persen, dari 3,2 sampai 4,0 persen pada tahun 2021," ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 di Jakarta, Rabu (24/11).
Perry menyatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi tersebut didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global. Hal ini berdampak pada kinerja ekspor Indonesia yang tetap kuat di 2022.
Selain itu, meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi juga diyakini mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun 2022.
Â
Advertisement