Sukses

Badan Pangan Nasional Dibentuk, Bulog Bakal Tergusur?

Presiden Jokowi resmi membentuk Badan Pangan Nasional (BPN) yang saat ini sedang digodok oleh Kementerian Pertanian dalam melaksanakan tugasnya.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo resmi membentuk Badan Pangan Nasional (BPN) yang saat ini sedang digodok oleh Kementerian Pertanian dalam melaksanakan tugasnya. Beragam pandangan muncul merespons hadirnya BPN yang dinilai akan bentrok dengan tugas dari Badan Urusan Logistik (BULOG).

Menanggapi hal itu, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik BULOG, Mokhamad Suyamto menjabarkan tugas Bulog meski Badan Pangan Nasional sudah beroperasi. Ia menyebut, Bulog akan tetap menjadi operator dari BUMN yang mengurus terkait ketahanan pangan di Indonesia.

“Bulog tetap sebagai BUMN, nanti sebagai operator dari BUMN,” kata dia dalam Grand Launching Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia, Rabu (24/11/2021).

Ia menegaskan selama ini memang Bulog berperan sebagai operator, namun dengan banyaknya Kementerian Teknis di atasnya berimbas pada koordinasi yang kurang maksimal.

“Selama ini Bulog memang sudah jadi operator, tapi banyak kementerian teknis yang diatasnya, sehingga kami terkadang terkait koordinasi kurang maksimal, harapannya nanti dengan adanya BPN, Bulog bisa mendapat langsung penugasan dari BPN,” tuturnya.

Artinya, Bulog dan BPN akan berkolaborasi dalam menjaga cadangan pangan di dalam negeri. Terkait ini, ia optimistis tata kelola cadangan pangan pemerintah akan semakin maksimal.

“Sehingga tata kelola pengelolaan cadangan pangan pemerintah itu akan lebih maksimal dan berhasil,” katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Fungsi Utama Perum Bulog

Lebih lanjut, ia menuturkan sejumlah fungsi utama dari Perum Bulog dalam ekosistem pangan dan menjaga ketersediaan pangan di Indonesia.

“Fungsi utama perum bulog ada dalam menjaga ketersediaan atau availability baik di tempat manapun dan di waktu kapanpun pangan itu harus tersedia,” kata dia.

Artinya terkait bagaimana Bulog mengatur supply chain agar pangan tersedia. Ia mencontohkan misalnya pada komoditi beras. Dalam satu kasus, ada daerah yang kelebihan beras dan daerah lainnya mengalami kekurangan beras. Disini, Bulog memainkan perannya untuk menjaga suplai beras di daerah yang kekurangan tersebut bisa terpenuhi.

“Bagaimana daerah defisit itu beras bisa tersedia sesuai kebutuhan. Misalnya terjadi bencana alam atau stabilitas harga itu kapanpun itu harus tersedia,” katanya.

Kemudian adanya keterjangkauan, dalam arti secara fisik barang yang disediakan ada dan dengan harga yang terjangkau. Serta poin ketiga, Bulog berperan sebagai stabilisasi harga, baik di tingkat produsen, petani, dan konsumen.

Ia pun menuturkan dalam memajukan pangan nasional kedepannya, Bulog memiliki sejumlah peran. Caranya dengan menyerap hasil produksi dalam negeri hingga melakukan stabilisasi harga ditingkat konsumen.

“Kita jaga stok tertentu dengan menyerap produksi dalam negeri secara langsung melalui onfarm maupun kemitraan lainnya. Kemudian menjaga stabilitas harga di tingkat petani,” katanya.

Bulog juga berperan menstabilkan harga di tingkat konsumen ketika harga naik melalui operasi pasar dalam program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) baik melalui pasar umum maupun jaringan distribusi Bulog.