Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia turun ke bawah USD 1.800 per ounce karena investor menafsirkan pencalonan kembali Jerome Powell untuk tetap menjadi kepala Federal Reserve sebagai perkembangan hawkish untuk kebijakan moneter.
Namun, analis komoditas di Scotiabank dalam laporannya mengatakan jika aksi jual emas masih bisa marak terjadi dan harga logam mulia kembali menuai dukungan pada 2022.
Baca Juga
Bank Kanada memperkirakan rata-rata harga emas pada tahun depan sekitar USD 1.850 per ounce, mewakili kenaikan 3 persen dari harga saat ini.
Advertisement
Pasar AS ditutup untuk liburan Thanksgiving, tetapi harga spot emas terakhir diperdagangkan pada posisi USD 1.788,30 per ounce.
"Logam kuning kehilangan hampir USD 50/oz pada hari Senin karena tersiar kabar bahwa Presiden AS Biden akan mempertahankan Jerome Powell sebagai Ketua Federal Reserve, yang ditafsirkan pasar sebagai sinyal hawkish," kata dia melansir laman Kitco, Jumat (26/11/2021).
Namun, dia menilai inflasi masih akan di atas target dan suku bunga rendah AS akan terus berlangsung ke tahun depan. Ini menyiratkan nilai emas batangan akan tetap baik pada 2022.
Harga emas emas telah berjuang minggu ini karena pasar mulai menilai tindakan yang lebih agresif dari Federal Reserve karena tekanan inflasi tetap pada tingkat yang tinggi.
Â
Lebih Berpotensi dari Perak
Wednesday Core PCE, ukuran inflasi Bank Sentral AS, mengalami kenaikan tahunan sebesar 4,1 persen pada Oktober, level tertinggi sejak 1991.
Karena kenaikan inflasi, pasar mengharapkan Federal Reserve menaikkan suku bunga pada awal Juni dengan total tiga kenaikan suku bunga.
Meskipun emas terus menghadapi beberapa hambatan, bank melihat lebih banyak potensi dalam logam kuning dibandingkan dengan perak.
"Juga dianggap sebagai tempat berlindung yang aman dan lindung nilai inflasi, nilai logam dipengaruhi oleh banyak faktor yang sama seperti emas batangan. Namun, mengingat berbagai aplikasi industri perak dan ekspektasi kami tentang beberapa perlambatan jangka pendek yang didorong oleh China dalam konstruksi. dan aktivitas manufaktur, kami kurang optimis tentang prospek jangka pendeknya daripada kami untuk emas batangan,"Â jelasnya.
Tekanan jual emas baru-baru ini menyeret perak ke bawah level psikologis kritis; namun, logam mulia tampaknya menemukan beberapa dukungan di atas USD 23,50 per ounce.
Advertisement