Sukses

Stafsus BUMN Buka Suara Soal Kabar Bandara Kualanamu Dijual

GMR akan mengelola Bandara Kualanamu berjangka waktu 25 tahun dengan nilai kerja sama sekitar USD 6 miliar, termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp 15 triliun.

Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura II (Persero) menggandeng perusahaan asal India bernama GMR Airport Internasional membentuk Joint Venture Company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Bandara Kualanamu di Sumatera Utara.

AP II sebagai pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51 persen saham di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara GMR Airports Consortium memegang 49 persen saham. 

Nantinya, GMR akan mengelola Bandara Kualanamu berjangka waktu 25 tahun dengan nilai kerja sama sekitar USD 6 miliar, termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp 15 triliun. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga angkat suara terkait ini. Dia membantah kabar yang menyebut Bandara Kualanamu dijual. Dia memastikan pengelolaan Bandara Kualanamu ini tidak ada kaitan dengan penjualan aset.

Aset Bandara Kualanamu tetap milik AP II bukan dijual kepada GMR Airport. "Jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset," ujar dia, Jumat (26/11/2021).

Menurut dia, negara tetap untung dari aksi langkah AP II terkait pengelolaan Bandara Kualanamu.

"Angkasa Pura II mendapatkan dua keuntungan, yaitu dana sebesar Rp 1,58 triliun dari GMR serta ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar Rp 56 triliun dengan tahap pertama sebesar Rp 3 triliun," jelas dia.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Untung

Dia memastikan jika aksi melepas 49 persen saham itu membuat perseroan tidak perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 58 triliun untuk pengembangan Bandara Kualanamu, karena proyek pembangunan bandara justru ditanggung oleh mitra.

Bahkan dana sebesar Rp1,58 triliun bisa dipakai oleh Angkasa Pura II untuk pengembangan dan pembangunan bandara baru di Indonesia.

"Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset, bahkan asetnya membesar berkali-kali lipat," jelasnya.