Sukses

Gelar AIFED Ke-10, Wamenkeu Ingin Diskusi Mengarah ke Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar The 10th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar The 10th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED). Gelaran ini diberi tema Finding New Sources of Growth to Recover Stronger.

Wakil Menteri Keuangan  Suahasil Nazara menjelaskan, tema diskusi ini dipilih untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru. "Saya sangat senang bahwa topik AIFED tahun ini adalah menemukan sumber pertumbuhan baru untuk pulih lebih kuat," kata Suahasil di Jakarta, Rabu (1/12/2021).

Menurutnya ada empat pilar yang perlu didiskusikan yakni Product, People, Place, and Policy (4P). Kepada Badan Kebijakan Fiskal, Suahasil meminta agar dalam diskusi tersebut menggunakan sudut pandang ketenagakerjaan.

Suahasil menjelaskan masing-masing urgensi dari 4P yang dimaksud. Pilar pertama terkait produk. Terkait hal ini Indonesia akan melihat potensi baru sumber daya pertumbuhan ekonomi nasional pasca pandemi dan gerakan menuju ekonomi yang lebih hijau.

"Pertanyaannya adalah produk seperti apa? Pertumbuhan ekonomi seperti apa? Potensi baru seperti apa yang dapat mendorong penyerapan tenaga kerja? Ekonomi hijau dan perdagangan juga harus dikaitkan dengan tenaga kerja,” kata dia.

Pilar kedua people atau manusia. Bonus demografi merupakan suatu keuntungan bagi Indonesia, namun terdapat beberapa tantangan dalam hal kualitas sumber daya manusia dan pasar tenaga kerja.

Suahasil meminta diskusi tersebut bisa menemukan cara dalam memperkuat pasar tenaga kerja.“Bukan hanya karena kita menikmati bonus demografi, tetapi juga tantangan-tantangan terkait kualitas tenaga kerja dan juga ketersediaan lapangan kerja di pasar kerja,” kata tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pilar Selanjutnya

Pilar ketiga adalah place (tempat). Diskusi AIFED tidak hanya berfokus pada lingkup nasional, tetapi juga pada aspek regional. Kawasan produktif dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, merata, dan berkelanjutan penting untuk mendukung pertumbuhan nasional.

“Kita harus sadari bahwa daerah-daerah di Indonesia sangat berbeda satu sama lain. Jadi perspektif kewilayahan, aspek regional harus juga dikaitkan dengan kebijakan ketenagakerjaan yang juga punya konteks yang berbeda antardaerah,” ujarnya.

Pilar keempat adalah policy (kebijakan), khususnya kebijakan fiskal. Diskusi dalam AIFED harus menyadari hubungan antara kebijakan-kebijakan sektor fiskal dan keuangan. Termasuk cara menentukan pengaruhnya dalam membentuk lingkungan ekonomi global yang dinamis, serta bagaimana dapat mendukung penciptaan lapangan kerja selama masa pemulihan.

“Kita harus pastikan kebijakan-kebijakan fiskal akan menunjang penciptaan lapangan kerja maupun meningkatkan pendapatan bagi masyarakat Indonesia,” kata dia.

Pemerintah akan terus menjaga kondisi ekonomi Indonesia yang sudah kembali ke level pra pandemi dan terus berupaya memperkuat fondasi ekonomi agar lebih kokoh dan berkelanjutan dalam upaya mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara maju. Untuk mengatasi berbagai tantangan domestik maupun global, pemerintah melakukan berbagai langkah dalam menguatkan fondasi ekonomi, melalui reformasi struktural, reformasi fiskal, dan percepatan transformasi ekonomi.

Dengan adanya perhelatan AIFED ke-10 ini, pemerintah berupaya mengeksplorasi isu mengenai sumber pertumbuhan baru bagi Indonesia. Sehingga mampu mendukung pemulihan yang kuat melalui berbagai kajian dari perspektif sektoral, pengembangan sumber daya manusia, perspektif regional, serta diramu dan diintegrasikan dari sisi kebijakan.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com