Liputan6.com, Jakarta Kinerja Industri industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) diprediksi semakin baik dari waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan kenaikan utilisasi, nilai ekspor dan investasi pada sektor ITPT.
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki (ITKAK), Kementerian Perindustrian, Elis Masitoh mengatakan meski di tengah banyaknya tantangan pasca pandemi, seperti konsumsi rumah tangga domestik untuk produk sandang masih cenderung rendah dibanding tahun 2020 dan 2019 pada akhir triwulan III 2021, sektor ITPT menunjukan tren positif.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya beberapa indikator penting seperti utilisasi, nilai ekspor serta investasi di sektor tekstil dan garmen. Kementerian Perindustrian memperkirakan ITPT akan mulai rebound ke angka pertumbuhan positif di akhir tahun 2021.
Advertisement
Utilisasi tekstil mulai membaik sejak Bulan Agustus 2021 yaitu sekitar 65 persen menjadi sekitar 75 persen pada Oktober 2021.
Sementara kinerja industri garmen yang mengalami pembatasan jumlah karyawan pada masa PPKM juga menunjukkan perbaikan utilisasi, yaitu sebesar 79-80 persen pada Agustus-September 2021 meningkat dari 50 persen di Juli 2021.
"Faktor pendorong kinerja industri garmen adalah pengalihan order ke Indonesia dari negara kawasan yang sedang lock down akibat pengendalian peningkatan kasus COVID. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya nilai ekspor garmen pada Triwulan III 2021, yaitu senilai USD 2,37 miliar," paparnya, dalam keterangan resmi, Minggu (5/12/2021).
Merujuk data Kemenperin, saat ini industri garmen orientasi ekspor beroperasi full capacity (2 shift) serta berencana menambah jumlah line produksi dan tenaga kerja.
Berdasarkan hal tersebut, Dit ITKAK optimis memperkirakan kinerja ITPT akan membaik dengan kinerja utilisasi sebesar 75-80 persen dan diharapkan dapat mencetak pertumbuhan PDB yang positif.
Pengalihan Pesanan
Pengalihan pesanan dari sebagian negara pemasok ke Indonesia turut dimanfaatkan oleh pelaku industri untuk menggenjot kinerja perusahaannya.
Seperti perusahaan tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) yang hingga kuartal III 2021 lalu berhasil mencatatkan laba bersih senilai USD 19,03 juta atau setara dengan Rp 270,13 miliar (asumsi kurs Rp 14.200/USD) pada akhir kuartal III-2021 lalu.
Perusahaan membukukan penambahan dari bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi menjadi sebesar Rp 6,33 miliar dari sebelumnya Rp 2,12 miliar.
Corporate Secretary Pan Brothers Iswar Deni mengatakan, saat ini market untuk industri PT Pan Brothers sangat terbuka dengan peluang menerima shifting order dari banyak negara, yang melihat Indonesia sebagai negara yang paling siap untuk menerima itu. Selama pandemi juga, sebagai industri padat karya, Pan Brothers telah menambah 3.000 karyawan baru.
“Berbagai insentif untuk memberikan dukungan kepada ITPT juga telah diterapkan pemerintah. Pengenaan beban puncak listrik untuk industri dari PLN telah dihilangkan. Penurunan harga gas untuk industri bahan baku tekstil hulu dan industri tekstil hulu,” kata Elis.
“Selain itu, ada Pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk bahan baku impor industri Penghapusan PPN kapas Disamping kebijakan diatas, Dit. ITKAK juga memberikan fasilitasi dan insentif bagi industri binaan. Serta, kemudahan pengembangan perkebunan eucalyptus terkait peraturan HTI Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk PSF dan SDY untuk mengatasi unfair trade dari RRT, Taiwan, dan India,” tutup Elis.
Advertisement