Sukses

Sri Mulyani dan Nicke Widyawati Masuk Daftar Wanita Berpengaruh Dunia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati masuk daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia 2021 versi Forbes.

Liputan6.com, Jakarta Forbes telah merilis 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia 2021 atau The World's Most Powerful Women 2021 yang dirilis oleh Forbes, pada Selasa (7/12/2021).

Dua perempuan diantaranya berasal dari Indonesia, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Tak tanggung-tanggung, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menduduki peringkat ke-27, dan Sri Mulyani pada peringkat ke-66.

Daftar 100 wanita paling berpengaruh yang masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh di dunia, berasal dari 30 negara yang bekerja di sektor keuangan, teknologi, politik, filantropi, hiburan dan lainnya.

Adapun diurutan pertama adalah MacKenzie Scott yang merupakan mantan istri miliarder Jeff Bezos, selain itu MacKenzie adalah seorang miliarder dan filantropis.

MacKenzi berhasil menggeser posisi sebelumnya yang dipegang oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Berdasarkan pernyataan Forbes, MacKenzie Scott merupakan wanita terkaya ketiga di dunia yang sangat dermawan.

Tepat di belakangnya diurutan kedua adalah wakil presiden AS Kamala Harris, yang naik satu tempat sekarang setelah dia dilantik, bertukar tempat dengan Christine Lagarde, presiden Bank Sentral Eropa yang sekarang menjadi urutan ketiga daftar wanita berpengaruh di dunia versi Forbes.

.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Penilaian Wanita Berpengaruh di Dunia

Dikutip dari Forbes, Rabu (8/12/2021), penyusunan 100 daftar wanita paling berpengaruh tersebut tidak hanya dinilai dari kekayaan, maupuni kekuasaan, melainkan jasa hingga peran dalam memimpin sebuah perusahaan atau organisasi.

"Semua wanita ini mewakili tesis pendorong di balik penyusunan daftar: tidak hanya cukup untuk memiliki uang, atau posisi kekuasaan. Seseorang pasti melakukan sesuatu dengan kekayaan, suara, atau platform publik mereka," tulis Forbes