Liputan6.com, Jakarta Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, menilai BUMD Transjakarta (TJ) tidak perlu lagi menjadi operator, tetapi lebih berfungsi sebagai wasit pelayanan yang mengawasi seluruh persyaratan dan aturan main sudah ditetapkan.
"Para operator yang melakukan kontrak kerja dengan TJ itulah yang jadi pemain yang diawasi/di-wasit-i oleh TJ," kata Djoko, Jumat (10/12/2021).
Baca Juga
Menurutnya, dalam melakukan pengawasan aturan main tersebut, TJ harus adil dan disiplin menerapkan aturan dan persyaratan yang ada.
Advertisement
"Jika TJ sendiri ikut jadi pemain, bukan tidak mungkin pengawasan dan aturan main menjadi memiliki standar ganda yang bisa menjadi tidak adil dalam TJ melaksanakan tugasnya karena TJ menjadi ambiguity," ucapnya.
Dimana satu pihak TJ menjadi pengawas dan penegak aturan pelayanan. Sedangkan di satu pihak lainnya TJ sebagai operator bus yang harus mencari keuntungan, yang terkadang meng-anakemas-kan TJ sebagai operator, dengan memberi prioritas lebih untuk peluang keuntungan, misalnya dengan menempatkan armadanya pada rute yang panjang dan lebih toleran (lebih kendor) terhadap aturan yang ada.
Sementara kepada operator bus lain lebih ditekan pada disiplin sampai sekecil-kecilnya. Bila terjadi pelanggaran langsung diberi penalty. Status TJ sebagai operator, bukan lagi sebagai pengisi tapi sudah mendominasi armadanya.
"Kerja TJ sebagai wasit pelayanan menjadikan konsentrasinya buyar, karena harus terbagi dengan tugas sebagai operator," katanya.
Sehingga, organisasi TJ menjadi besar, SDM juga tambah banyak dan anggaran juga semakin besar, urusan juga semakin majemuk seperti urus bus, urus tenaga kerja, urus bengkel, urus pool bus, urus diklat, dan lainnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transjakarta Janji Patuhi Hasil Audit Pedoman Keselamatan Kerja dari KNKT
PT Transjakarta berjanji akan mematuhi rekomendasi perbaikan hasil audit dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait keselamatan kerja.
Hal itu buntut insiden kecelakaan bus beruntun yang terjadi dalam sepekan terakhir.
"Terkait protap yang ditekankan oleh Deputi, dari KNKT kami berdiskusi tentang bagaimana kami semua nanti akan ikut serta mengikuti arahan dari KNKT," kata Dirut TransJakarta Muhammad Yana Aditya saat jumpa pers di Kantor TransJakarta, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (8/12/2021).
Rekomendasi itu, akan diikuti PT Transjakarta termasuk pihak ketiga atau operator. Dimana dalam jumpa pers ini turut dihadiri dari pihak Mayasari, PPD, Pahala Kencana, Bianglala, Kopaja, dan Steady Safe selaku operator mitra dari Transjakarta.
"Kami dari keluarga besar Transjakarta, dari 6 operator sepakat akan menjalankan semua pedoman keselamatan, yang nanti akan kita jadikan acuan baru keselamatan Tranjakarta," ujarnya.
Di sisi lain Transjakarta, kata Yana, juga tengah melakukan evaluasi secara menyeluruh termasuk kepada para operator terkait pedoman SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk dilakukan perbaikan berdasarkan hasil temuan KNKT.
"Kami harap dalam proses untuk meningkatkan transportasi transjakarta kita semua bisa berkolaborasi untuk bisa masing melakukan evaluasi untuk keselamatan dan SOP," kata dia.
Walau tidak menjabarkan secara rinci, namun Yana memastikan jika SOP semua operator akan dibuat sama. Salah satunya caranya, dengan membuat pelatihan standar mengemudi bagi para sopir.
"Terkait personel sopir dan aspek rekrutmen, kami semua membuka kembali mengenai SOP. Kami semua sudah sepakat, pertama buat SOP yang sama sehingga standarnya sama," katanya.
"Kedua akan sama-sama buat satu pelatihan para pengemudi kita, sehingga standar sama. Jadi gimana mengemudi dengan aman dalam kondisi standar yang ada di TransJakarta," tambahnya.
Langkah Audit KNKT
Sebelumnya, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, menyampaikan hasil pertemuannya dengan PT Transjakarta. Dengan hasil melakukan audit atas insiden kecelakaan bus beruntun yang terjadi dalam sepekan terakhir.
"Teknis (audit), karena Transjakata ini gunakan pihak ketiga (operator bus), pertama potretnya bagaimana sistem standar ada di organisasi dan gimana ada di operator. gimana diyakinkan apakah persyaratan yang distandar oleh Transjakarta itu akan dilaksanakan oleh pihak operator (atau tidak) yang jadi mitra," kata Soerjanto dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (7/12).
Soerjanto menambahkan, salah satu dugaan berulangnya insiden kecelakaan dalam waktu sepekan terakhir adalah faktor manusia. Karenanya, KNKT akan melihat bagaimana faktor tersebut di dalam struktur Transjakarta secara detil.
"Area yang akan kita lihat terutama masalah human factors. Gimana postur dari si pengemudi, terus kita juga tadi sarankan kalau bisa pengemudi di Volvo ya terus saja (di Volvo). Kalau mau dipindah harus ada semacam training sehingga mereka familiar dengan bus yang dibawa," jelas Soerjanto.
Soerjanto menjelaskan, KNKT terus melakukan pemantauan terhadap operasional Transjakarta. Namun dalam dua pekan ke depan, hal itu akan lebih difokuskan lagi.
"Sebenarnya sudah dimulai beberapa hari yang lalu cuma ini kita akan lebih mengintensifkan lagi dan kita rencanakan 2 minggu," katanya.
Advertisement