Sukses

Waduh, Penggunaan PeduliLindungi Turun Jelang Nataru

Tren penurunan penggunaan PeduliLindungi terjadi di tiga sektor yakni transportasi, rekreasi, dan pusat perbelanjaan atau mal.

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi PeduliLindungi digadang-gadang jadi alat untuk mendeteksi pergerakan masyarakat di berbagai lokasi publik. Namun pemerintah menemukan penurunan penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini di masyarakat.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan telah menemukan penurunan penggunaan di wilayah Jawa-Bali. Penurunan terjadi dalam periode minggu ini jika dibandingkan dengan periode minggu lalu.

"Minggu ini terdapat 74 persen kabupaten kota di Jawa Bali mengalami tren penurunan penggunaan check in PeduliLindungi dibandingkan minggu lalu," katanya dalam konferensi pers, Senin (13/12/2021).

Ia mengatakan, tren penurunan tadi terjadi di tiga sektor yakni transportasi, rekreasi, dan pusat perbelanjaan atau mal.

"Menjelang Natal dan Tahun Baru ini, tren mingguan check in Peduli Lindungi di sektor Transportasi, Pusat Perbelanjaan, dan Rekreasi mengalami tren penurunan," kata dia.

Lebih lanjut, Menko Luhut menegaskan pada pemerintah daerah untuk melakukan penekanan terkait penggunaan aplikasi Peduli Lindungi.

"Saya meminta kepada Pemerintah Daerah dan para pemangku kebijakan untuk melakukan enforcement yang lebih masif terkait Peduli Lindungi di ketiga sektor tersebut untuk memastikan mereka yang beraktivitas di publik adalah orang yang sehat," tegas dia.

Ia menyebut Pemerintah terus melakukan evaluasi proses karantina pelaku perjalanan luar negeri, untuk memastikan pelaksanaan karantina dilakukan secara disiplin. Salah satu kebijakan yang akan dilakukan adalah mengubah status Peduli Lindungi pelaku perjalanan luar negeri menjadi hitam selama periode karantina.

"Saya juga ingin menyampaikan informasi bahwa berdasarkan data Angkasa Pura ditemukan kenaikan signifikan hingga dua kali lipat penerbangan tujuan luar negeri pada kondisi normal. Pemerintah mengantisipasi secara hati-hati kepulangan luar negeri mereka dengan tetap dan terus memberlakukan karantina 10 hari. Pemerintah mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak pergi ke luar negeri terlebih dahulu kecuali untuk kepentingan yang benar-benar urgent," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pastikan Karantina

Lebih lanjut, Menko Luhut menegaskan untuk seluruh lapisan masyarakat untuk membantu mensosialisasikan aturan mengenai perjalanan yang berlaku di Indonesia. Tujuannya, agar ada pemahaman di masyarakat.

“Saya mohon media mensosialisasikan kepada masyarakat jangan datang dia kena karantina 10 hari itu ngomel-ngomel, dia harus 10 hari karantina, itu kita pastikan yang dapat libur dia keluar (negeri), kita pastikan dia akan dapat 10 hari karantina,” tegasnya.

“Kita tidak mau negeri ini dicederai dicemari oleh covid-19 yang lain gara-gara kita sendiri tidak disiplin. Kemarin ada upaya-upaya melarikan itu kita ceburin aja langsung masuk ke dalam karantina terpusat, kalau tak mau hotel kita bikin di karantina lain yang kita betul-betul pastikan bahwa itu aman,” imbuh Menko Luhut.

Ia pun menambahkan pemerintah telah melakukan penghitungan risiko dengan data yang dimilikinya. Jadi, pihaknya tak mau mengorbankan segala upaya yang sudah dilakukan dalam mengendalikan Covid-19.

“Jadi kita ada menghitung risiko dengan data yang ada. jadi kita tak mau mengorbankan yang sudah, lelah, capek pengorbanan ini karena hanya kita tidak disiplin. Jadi semua harus disiplin bisa tahan diri dulu,” katanya.

“Untuk normal kita masih tunggu dulu,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.