Sukses

Riset dan Penguatan SDM Jadi Modal Utama Pengembangan Ekonomi Kelautan

Riset dan penguatan sumber daya manusia dipandang menjadi faktor yang mendorong perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional

Liputan6.com, Jakarta Riset dan penguatan sumber daya manusia dipandang menjadi faktor yang mendorong perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Aspek ini juga penting untuk diperhatikan di sektor Kelautan dan Perikanan.

Plt Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan, Kusdiantoro menyebut badan yang dipimpinnya memiliki fungsi strategis dalam menyediakan dasar ilmiah dan SDM yang kompeten. Misalnya dalam implementasi tiga kebijakan dan program prioritas di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“BRSDM merupakan Eselon I KKP dengan jumlah pegawai terbanyak, mencakup 40 persen dari seluruh pegawai KKP dengan 41 Unit Pelaksana Teknis (UPT),” kata dia dalam konferensi pers, Selasa (14/12/2021).

“Kami  membidangi riset kelautan, riset perikanan, riset pengolahan produk dan bioteknologi serta riset sosial ekonomi KP, pendidikan serta pelatihan dan penyuluhan KP yang mendukung terwujudnya program prioritas KKP yang digaungkan Menteri Sakti Wahyu Trenggono,” imbuhnya.

Kusdiantoro menyebut riset inovatif yang menjadi fokus BRSDM turut terlaksana guna mendukung penguatan ketahanan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan penguatan SDM terlaksana sebagai modal utama pembangunan nasional yang akan meningkatan produktivitas dan daya saing nasional.

Di bawah Pusat Riset Kelautan, selama tahun 2021, BRSDM telah melaksanakan sejumlah program inovasi. Misalnya program unggulan Inovasi Penerapan Teknologi Adaptif Lokasi berupa Teknologi Pengolahan Garam Rekristal Skala Rumah Tangga, untuk meningkatkan produktivitas industri garam masyarakat. Kemudian, riset Kajian Terintegrasi Penanggulangan Abrasi dan Banjir Rob Pantura Jawa. Pengembangan Kampung Perikanan berbasis 4.0.

Lalu diseminasi hasil riset Kajian Arkeologi Maritim Situs ‘Kapal Tenggelam’ dengan tujuan untuk pengelolaan wisata bahari berkelanjutan dan penguatan narasi sejarah dan budaya maritim. Hingga Aplikasi Laut Nusantara, yang dimanfaatkan oleh lebih dari 57.000 nelayan yang tersebar di 75 desa nelayan, untuk melaksanakan kegiatan penangkapan ikan dengan lebih baik.

“Untuk mengawal program prioritas KKP, salah satunya penangkapan ikan terukur,  BRSDM melalui Pusriskel bersama dengan Eselon 1 KKP turut menggagas pembentukan data center yang memberikan data hasil analisis sebagai  dasar kebijakan untuk seluruh Eselon I lingkup KKP, berupa data oseanografi, budidaya laut, dan lainnya,” terang Kepala Pusriskel, I Nyoman Radiarta.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Capaian Tahun 2021

Informasi, mengutip materi paparan Kusdiantoro, sejumlah capaian dari sisi manajerial diantaranya, SAKIP BRSDM mencatatkan 86,65 dari target sebesar 86. Lalu, Batas tertinggi nilai temuan BPK sebesar 0,25 persen dari target batas atas 1 persen.

Kemudian, Maturitas SPIP sebesar 3,87 dari target dengan nilai 3. Lalu, Satker berpredikat WBK sesuai target dengan nilai 10. Dan IP ASN melampaui target dengan capaian 78 dari target 73. Serta PMPRB BRSDM melampaui target dengan nilai 32,85 dari target 31.

Sementara itu, dari segi teknis, ada dua program yang belum selesai atau mencapai target yang ditentukan. Yakni Startup Pendidikan dan Pelatihan KP dengan capaian per 14 Desember 2021 sebanyak 241 dari target 298. Sementara program Pelatihan Masyarakat baru mencatatkan 14.900 dari target 15.000 masyarakat yang mendapatkan pelatihan.

Terkait program kedua ini, Kusdiantoro menyebut, pelaksanaan pelatihan telah dijadwalkan pada 17-18 Desember 2021 mendatang.

“Dan lainnya alhamdulillah ini bisa kita penuhi semua. Dan ini merupakan bagaimana kita memenuhi target yang diberikan dan menjalankan amanah yang diberikan masyarakat kepada BRSDM KP untuk men-support semua kebijakan KKP,” tutupnya.

Secara rinci, capaian program Kelompok Meningkat Kelasnya sebanyak 1.618 orang dari target 1.500 orang. Lal, Persentase Lulusan terserap DuDi sebesar 62,08 persen dari target 62 persen. Lalu, ada 11 Desa Mitra sesuai target, 24 Rekomendasi Kebijakan sesuai target, 11 WPP sesuai target.

Kemudian, 4.066 kelompok dibentuk telah melampaui target 2000 kelompok. Lalu, 11 Data/Peta Kebijakan sesuai target, terakhir 3 Riset dimanfaatkan oleh Industri telah mencapai target.