Sukses

PGN Lanjutkan Gasifikasi 52 Pembangkit Berbahan Bakar Minyak di 2022

PGN siap untuk berpartisipasi dalam program pengembangan dengan menyasar prospek kawasan industri, komersial, dan komersial.

Liputan6.com, Jakarta - Subholding Gas Pertamina mendukung kawasan industri menerapkan transisi energi sesuai arahan pemerintah untuk menurunkan emisi, demgan optimalisasi penggunaam gas bumi.

Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan, untuk mendukung sektor industri melakukan transisi energi, Subholding Gas Pertamina melalui PGN menyiapkan pasokan gas pada kawasan industri, sehingga tercipta Eco Industrial Park dengan aspek lingkungan (environment), sosial (social), dan tata kelola perusahaan (governance).

“Konsep Eco Industrial tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memperhatikan kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. Ini dapat menambah nilai perusahaan dalam jangka panjang,” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (15/12/21).

Gas bumi merupakan energi fosil yang lebih rendah emisi dan mempunyai nilai kalori gas sebesar 12.500 kcal per kg. Selain ramah lingkungan, penggunaan gas bumi dapat meningkatkan daya saing kawasan.

Faris menambahkan, dalam skala dan kapasitas yang lebih besar dalam mendukung transisi energi, Subholding Gas berkomitmen menyelesaikan program gasifikasi kilang, dengan total potensi pemanfaatan gas bumi sekitar 351 BBTUD.

“Selain itu di 2022 PGN melanjutkan proyek gasifikasi sebanyak 52 pembangkit berbahan bakar minyak di wilayah Indonesia tengah dan timur dengan gas alam cair (LNG). Untuk saat ini, program Quick Win tengah berjalan di PLTMG Nias dengan potensi pemanfaatan gas kurang lebih 4,4 BBTUD,” lanjut Faris.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gandeng Pemda

Faris mengungkapkan, salah satu strategi untuk mempercepat program gasifikasi adalah dengan menggandeng pemerintah daerah. Untuk itu, PGN siap untuk berpartisipasi dalam program pengembangan dengan menyasar prospek kawasan industri, komersial, dan komersial yang akan didistribusikan dengan menggunakan CNG Trucking, LNG Trucking, maupun kereta api.

“Untuk kawasan industri yang demand-nya cukup tinggi. Gas bumi bisa dikembangkan untuk penyediaan energi lainnya bersama BUMD sebagai added value, seperti chiller, cold storage, dan truk sampah berbasis CNG,” jelas Faris.

Menurut Fariz, masih ada gas bumi yang belum dimanfaatkan di sisi hulu, sedangkan di hilir juga masih banyak rumah tangga hingga kawasan industri yang belum tersedia infrastruktur gas bumi. Keadaan tersebut menjadi potensi investasi bersama dan penciptaan nilai tambah guna menstimulus pertumbuhan wilayah, bahkan menciptakan gaya hidup yang lebih modern.

“Untuk menyukseskan industri 4.0 dan digitalisasi, PGN juga terbuka untuk kerjasama jaringan telekomunikasi dan layanan ICT,” imbuh Faris.