Sukses

Cara Terbaik Investasi Crypto di Metaverse

Bagaimana kita berinvestasi di Metaverse dan tidak ketinggalan dari para konglomerat?

Liputan6.com, Jakarta - Sejak Mark Zuckerberg mengumumkan pada 28 Oktober bahwa Facebook akan ganti nama menjadi Meta, harga sahamnya telah meningkat lebih dari 9 persen. Sejak saat itu, konsep metaverse pun juga banyak dibicarakan. 

“Ide paling populer saat ini tentang metaverse yang kita miliki saat ini dapat digambarkan secara sederhana sebagai tempat yang dapat dikunjungi melalui kacamata pintar atau headset VR di mana Anda menemukan diri Anda berada di dunia yang dibuat oleh komputer – hutan atau pantai digital di suatu tempat. atau kantor Anda. Kemungkinannya tidak terbatas,” kata Guy Yanpolskiy, kepala penyelenggara acara blockchain dan NFT terbesar – KTT WOW di Uni Emirat Arab, dikutip dari laman Forbes, Jumat (17/12/2021)

Shixing Mao, CEO dan Co-founder Cobo menyebutkan,  tren metaverse menawarkan potensi besar untuk merevolusi gaya hidup dan komunikasi. "Dan kita telah melihat perkembangannya semakin cepat pascapandemi”. jelas dia.

Namun, ia juga mengatakan bahwa metaverse masih konseptual dan perlombaan baru saja dimulai.

Berbasis di Beijing, Cobo merupakan pengelola aset mata uang kripto dan platform kustodian yang sekarang berbasis di Singapura.

Lalu bagaimana kita berinvestasi di Metaverse dan tidak ketinggalan dari para konglomerat?

Mao menjelaskan, cara terbaik untuk menginvestasikan crypto di metaverse adalah dengan membeli NFT.

Sebagai informasi. NFT merupakan seni grafis, klip audio atau video yang memberi investor kesempatan untuk memiliki aset virtual di blockchain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bill Gates Prediksi Metaverse Kian Eksis Di Masa Depan

Sebelumnya, Miliarder AS yang terkenal sebagai pendiri Microsoft itu berpendapat bahwa tahun 2022 bahkan hingga seterusnya kehidupan akan serba digital. Dia beropini usai munculnya dunia virtual baru bernama Metaverse. Di dalam dunia tersebut, pengguna dapat bekerja, bermain, hingga bersosialisasi.

Menurutnya, kemunculan hal baru tersebut bermula sejak adanya pandemi Covid-19. Masa-masa tersulit yang sempat ditempuh hampir seluruh orang di dunia telah merevolusi hampir berbagai hal. Salah satunya terkait pekerjaan. Banyak perusahaan memberikan flesksibilitas kerja sebab harus dilakukan dari rumah.

“Perubahan akan meningkat di tahun-tahun mendatang,” ujar Gates seperti dikutip dari laman CNBC, Minggu (12/12/2021).

Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa pertemuan virtual pun mungkin akan berubah ke ruang 3D. “Dalam dua atau tiga tahun ke depan, saya memperkirakan sebagian besar pertemuan virtual akan berpindah dari grid gambar kamera 2D ke metaverse, ruang 3D dengan avatar digital,” tulis Gates dalam postingan blognya.

Gates menjelaskan, tampilan grid 2D itu seperti yang saat ini kebanyakan masyarakat gunakan ketika melakukan pertemuan virtual. Misalnya platform konferensi video, seperti Zoom atau Microsoft’s Teams.

Sementara itu, di metaverse, seseorang nantinya bisa memiliki avatar 3D yang dapat menghadiri rapat di ruang kantor secara virtual atau keperluan lain. Menariknya, avatar tersebut dapat saling berinteraksi dengan avatar lain.

“Anda bisa menggunakan avatar untuk bertemu dengan orang lain di ruang virtual yang bisa menggambarkan perasaan ketika berada di ruangan tersebut bersama orang lain,” tulis Gates. Namun kemudian Gates menambahkan, pengguna harus memakai headset dan atau kacamata virtual reality untuk bisa melakukannya.