Sukses

Bisnis Visual Efek Bawa Sutradara Lord of The Rings Jadi Miliarder

Weta didirikan oleh Jackson bersama Jamie Selkirk dan Richard Taylor pada tahun 1993 untuk menciptakan efek visual untuk debut film Kate Winslet di Heavenly Creatures.

Liputan6.com, Jakarta Sutradara Lord Of the Rings Peter Jackson kini resmi menjadi miliarder. Kekayaannya bertambah usai sutradara ini menuai untung dari perusahaannya Weta Digital yang menggeluti efek visual.

Perusahaan berbasis di Selandia Baru, yang awal Jackson dirikan memberikan efek bagi film berjudul Heavenly Creatures (1994), tumbuh menjadi bisnis besar baginya.

Bahkan ini menjadi kebangkitan efek visual di Hollywood. Di mana, Weta Digital menghasilkan berbagai efek visual komputer keren bagi film-film besar. Mulai dari Wolverine (2013) hingga pembuatan ulang Lady and the Tramp di 2019.

Pada November 2021 lalu, Weta mengumumkan jika sebagian asetnya dijual seharga USD 1,6 miliar ke Unity Software, yang membuat perangkat lunak untuk videogame.

Forbes secara konservatif memperkirakan kesepakatan itu secara resmi menjadikan Jackson seorang miliarder.

Jackson, bersama dengan pasangan hidupnya, Fran Walsh, memiliki 60 persen saham pengendali di Weta, menurut pengajuan peraturan Selandia Baru.

Unity, yang diperdagangkan di bursa saham New York, membayar Weta dalam bentuk tunai dan saham senilai total USD 1 miliar.

Rinciannya, sekitar USD 600 juta dalam bentuk tunai dan USD 375 juta dalam bentuk saham untuk Jackson,

Sutradara King Kong (2005) dan tiga film Hobbit (2012-14), Jackson bukan satu-satunya nama terkenal yang menjadi miliarder dari kesepakatan Weta.

Penggemar berat Lord of the Rings Sean Parker, miliarder investor teknologi yang terkenal karena mendirikan Napster dan menjabat sebagai presiden pertama Facebook, memiliki 25 persen saham di Weta, senilai USD 400 juta sebelum pajak.

Namun Jackson, Parker atau Weta tidak menanggapi permintaan komentar perihal transaksi bisnis ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Kaya

Namun, sejatinya Jackson memang sudah kaya sebelum penjualan Weta. Forbes melaporkan bahwa Jackson menghasilkan USD 10 juta untuk masing-masing dari tiga film Lord of the Ring (2001-2003), dengan setidaknya 10 persen keuntungan diperoleh dari penerimaan box office setiap film.

Trilogi tersebut sukses besar, meraih 17 Oscar (termasuk penghargaan Sutradara Terbaik dan Film Terbaik) dan total pendapatan kotor box office di seluruh dunia hampir USD 3 miliar.

Trio lanjutan dari film Hobbit, prekuel Lord of the Rings, memberi Jackson gaji penghasilan lebih besar. Nilainya kemungkinan mencapai USD 20 juta per film dengan 20 persen backend.

Bahkan, banyak yang mengatakan, film The Hobbit menghasilkan USD 3 miliar lagi di seluruh dunia di box office.

Weta didirikan oleh Jackson bersama Jamie Selkirk dan Richard Taylor pada tahun 1993 untuk menciptakan efek visual untuk debut film Kate Winslet di Heavenly Creatures.

Perusahaan ini kemudian mengerjakan beberapa film akhir 90-an lainnya, termasuk drama fiksi ilmiah tahun 1997, Contact.

Tapi baru setelah The Lord of the Rings muncul di layar lebar, Jackson—dan Weta—menjadi terkenal karena mahakarya efek visualnya. Perusahaan tersebut menggunakan motion capture dari aktor Andy Serkis untuk membuat visualisasi di layar yang sekarang menjadi ikon dari karakter Gollum, Hobbit yang berubah menjadi monster melalui obsesinya dengan One Ring yang "berharga".

Kemudian juga mengembangkan perangkat lunak khusus untuk membuat adegan pertempuran dalam trilogi, urusan "beribu-ribu" yang memperluas teknologi CGI hingga batasnya.

Weta membuat Pandora dan makhluk berkulit birunya untuk Avatar 3D pengendali mata (2009). Itu bertanggung jawab atas adegan pertempuran skala besar dan api naga yang menusuk di musim terakhir Game of Thrones HBO.

Tahun ini, sidik jari Weta ada di film hit pascapandemi Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings dan The Suicide Squad.

Kesepakatan Unity khusus untuk rangkaian alat efek visual Weta dan teknologi yang mendasarinya, ditambah 275 insinyur perusahaan.

Setelah kesepakatan tercapai, bagian-bagian Weta itu akan berada di bawah payung Unity. Tujuan mereka? Untuk membuat rangkaian efek visual Weta tersedia bagi pembuat konten di seluruh dunia melalui cloud—satu perangkat lunak untuk mengatur semuanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.