Liputan6.com, Jakarta - Kinerja Anggaran kesehatan hingga November 2021, realisasinya mencapai Rp 220 triliun atau tumbuh 61 persen. Peningkatan anggaran kesehatan yang cukup signifikan ini dipengaruhi oleh peningkatan belanja Kementerian dan Lembaga utamanya untuk penanganan Covid-19.
“Untuk anggaran kesehatan yang memang masih sangat dominan tahun ini Rp 220 triliun atau terjadi kenaikan hingga 61 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam Konferensi Pers APBN KiTA November 2021, Selasa (21/12/2021).
Anggaran tersebut digunakan untuk klaim perawatan dari para pasien covid-19 yang telah mencapai 768,9 ribu pasien. Hal ini terutama pada saat terjadi Delta varian, maka ketika Indonesia mengalami Delta varian yang melonjak tinggi juga berpengaruh terhadap APBN luar biasa besar.
Advertisement
“Hampir mencapai Rp 50 triliun yaitu Rp 49,6 triliun, pasien covid yang harus dibayar oleh APBN kita,” imbuhnya.
Selanjutnya, pengadaan vaksinasi mencapai Rp 26 triliun untuk 284 juta rakyat Indonesia. Selain itu, insentif tenaga kesehatan bai di daerah dan pusat tetap diberikan insentif tambahan hingga Rp 8,7 triliun dan untuk di daerah Rp 6,1 triliun.
“Kita juga masih membantu dalam bentuk PBI JKN bagi 96,5 juta rakyat Indonesia yang dibantu iuran dari BPJS kesehatan. Kemudian untuk kelas III kita masih membantu 34,7 juta jiwa dengan sedikit bantuan iuran,” ucapnya.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Biaya Operasi
Bendahara negara ini menegaskan, APBN KITA juga memberikan dukungan untuk biaya operasi kesehatan dari berbagai puskesmas di seluruh Indonesia yang menggunakan anggaran Rp 9,5 triliun.
“Jadi kalau kita lihat sampai November mayoritas belanja kesehatan melalui kementerian kesehatan juga melalui yang lain, seperti BKKBN, BPOM, Polri, Kemenhan, BNPB, Kemkominfo, hingga KemenPUPR, karena mereka membantu untuk membangun fasilitas kesehatan,” pungkas Menkeu.
Advertisement