Sukses

Raksasa Migas Disebut Ramai Hengkang dari RI, Begini Kata SKK Migas

Salah satu raksasa migas Shell disebut bakal melepas 35 persen sahamnya dari proyek Blok Masela, Maluku.

Liputan6.com, Jakarta Proyek hulu migas (minyak dan gas) nasional perlahan mulai ditinggalkan perusahaan migas asing besar. Baru-baru ini, ConocoPhillips selaku perusahaan migas berbasis di Amerika Serikat melepas sahamnya di Blok Corridor, Sumatera Selatan kepada PT Medco Energi Internasional Tbk.

Selain itu, Shell juga dilaporkan bakal melepas 35 persen sahamnya dari proyek Blok Masela, Maluku, serta Chevron yang menyatakan akan menarik diri dari proyek Indonesia Deep Water Development (IDD), Kalimantan Timur.

Menanggapi hal ini, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mewajari jika divestasi dari pemain besar minyak bukan suatu yang asing. Secara bisnis, itu memang bakal dilakukan kalau ternyata kalkulasinya lebih menguntungkan.

Kendati begitu, Dwi mengatakan rencana Shell hengkang dari Masela belum terealisasi, karena belum ada deal. Sehingga hak partisipasi (PI) dari proyek Abadi Masela masih dipegang perusahaan migas asal Belanda tersebut bersama Inpex.

"Sejauh ini rencana Shell tersebut belum terealisasi karena belum ada deal. Dan Shell telah menyatakan, kalau tidak ada deal ya Shell akan masih terus sebagai pemegang saham di Masela," ujar dia, Rabu (22/12/2021).

Terkait Chevron, Dwi turut mengklarifikasi jika perusahaan tersebut bukan mundur dari Blok Rokan di Riau, tapi telah mengakhiri kontraknya pada 8 Agustus 2021 lalu untuk diserahkan ke Pertamina.

"Mengenai Chevron, saya kira perlu diklarifikasi, bahwa di Rokan bukannya Chevron mundur, tapi Chevron kalah dalam tender. Sedangkan untuk di IDD dia memang sesuai dengan portofolio dari Chevron," tuturnya.

"Jadi sekarang mencari partner pengganti, tapi tentu saja sejauh akan ada deal. Kalau enggak ada ya kita akan melaksanakan sebagaimana ketentuan," ujar Dwi.

2 dari 3 halaman

Kontraktor Migas Qatar Mulai Pengeboran Sumur Pengembangan di Jambi

Perusahaan migas asal Qatar, KKKS MontD’Or Oil Tungkal Limited memulai kembali kampanye pengeboran sumur pengembangan dengan ditajaknya sumur MGH-47 (MGH-B1) pada 19 Desember pukul 10:30 WIB.

Sumur pengembangan MGH-47 berada di Lapangan Mengeopeh, Blok Tungkal, Propinsi Jambi. Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas, Surya Widyantoro, mengatakan KKKS MontD'Or selaku operator Wilayah Kerja Tungkal berencana membor 4 sumur pengembangan.

"Pada Lapangan Mengeopeh akan dibor sebanyak 2 sumur pengembangan yaitu, sumur MGH-47 dan MGH-D. Kegiatan pemboran kemudian akan dilanjutkan dengan pengeboran 2 sumur lagi di Lapangan Pematang Lantih (PLT) yaitu, Sumur PLT-12 dan Sumur PLT-13," jelas dia, Senin (20/12/2021).

Surya menambahkan, kegiatan pengeboran pengembangan di Lapangan Mengopeh dan Pematang Latih membutuhkan waktu 25 hari operasional.

Di mana untuk setiap sumurnya dengan target tambahan produksi sebesar 145 BOPD per sumur. "Kegiatan pemboran keempat sumur ini ditargetkan akan dapat diselesaikan pada Mei 2022 mendatang, " terang Surya.

Pengeboran dilakukan menggunakan rig 750 HP Vinct-01 dengan rencana pengeboran total (Total Depth/TD) sedalam 1268 mMD pada lapisan Upper Talang Akar (UTAF) dan Lower Talang Akar (LTAF) sebagai objektif pengeboran.

Rangkaian pengeboran ini diawali dengan pemancangan conductor dilanjutkan denganpengeboran lubang 12-1/4", pemasangan casing 9-5/8", pengeboran lubang 8-1/2" sampai TD.

Kemudian kegiatan Openhole logging danpemasangan casing 7". Kegiatan pengeboran dilanjutkan dengan pemasangan rangkaian komplesi.

 

3 dari 3 halaman

342 Sumur Onstream

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, A. Rinto Pudyantoro mengatakan upaya pengeboran 4 sumur baru ini merupakan implementasi dari work, program and budget (WPnB) 2021 dalam rangka memberikan dukungan bagi peningkaran lifting migas.

"Kita mendorong semua KKKS untuk merealisasikan program yang sudah disepakati dalam WPnB untuk melakukan pemboran untuk menjaga lifting migas nasional," kata Rinto.

Lebih lanjut Rinto menambahkan bahwa sampai 10 Desember 2021, dari 444 sumur yang sudah tajak, sebanyak 342 sumur sudah onstream.

“Di sisa waktu ini, SKK Migas terus melakukan koordinasi dengan KKKS untuk menyelesaikan target pemboran sumur pengembangan, karena akan memberikan kontribusi pada capaian lifting migas di tahun 2022," ujar Rinto.

“Selain itu, berbagai langkah sedang dilakukan untuk mendorong keseluruhan sumur yang sudah tajak bisa onstream secepatnya, agar memberikan entry level yang optimal memasuki tahun 2022 sebagai upaya kami agar target lifting tahun 2022 dapat dipenuhi,” pungkas dia.

Sebagai latarbelakang, Pemerintah Indonesia telah memberikan perpanjangan masa Kontrak Kerja Sama Gross Split Wilayah Kerja Tungkal selama 20 tahun kepada KKKS MontD'Or Oil Tungkal Ltd. pada Nopember 2018 lalu dan akan berlaku efektif pada 26 Agustus 2022 mendatang.