Sukses

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diramal Sebesar Ini di 2021 dan 2022

Pertumbuhan ekonomi Jakarta di tahun depan diprediksi akan lebih baik dari 2021.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta masih bisa tumbuh positif di tahun ini.  Prediksinya, ekonomi tumbuh sekitar 3,5 sampai 4,3 persen.

Demikian pula, pertumbuhan ekonomi Jakarta di tahun depan akan lebih baik lagi. "Sementara di 2022 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta lebih tinggi, yakni sebesar 5,3 hingga 6,1 persen," ungkapnya dalam webinar bertajuk Outlook Perekonomian Jakarta 2022, Jakarta, Jumat (24/12).

Perry menerangkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut didasarkan pada tingginya capaian vaksinasi di ibu kota. "Bahkan, Jakarta akan melakukan vaksin Booster," tekannya.

Perry melanjutkan, tingginya capaian vaksinasi tersebut berdampak pada terbentuknya kekebalan komunal atau herd immunity di wilayah Jakarta. Alhasil, mobilitas masyarakat kembali meningkat seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial.

Hal ini tercermin dari kinerja sektor manufaktur yang terus menunjukkan perbaikan. Di mana Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur pada bulan November 2021 tercatat berada di level 53,9 atau zona ekspansif.

"Di mana Jakarta menjadi wilayah pusat industri manufaktur," ungkapnya.

 

2 dari 2 halaman

Sentimen Positif

Kemudian, sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta juga dipicu oleh perbaikan ekonomi nasional.

Yakni, meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi juga diyakini mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun 2022.

Selain itu, pulihnya geliat mobilitas masyarakat di ibu kota tercermin dari telah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah. "Sekarang kan Jakarta sudah PTM," tekannya.

Meski begitu, Perry meminta penerapan protokol kesehatan di berbagai aktivitas sosial maupun ekonomi di DKI Jakarta tidak kendor. Mengingat, risiko ancaman penularan Covid-19 bisa terjadi kapan pun.

"Protokol kesehatan harus tetap dilakukan," tutupnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com