Sukses

104 Fintech P2P Berizin OJK Sudah Kucurkan Kredit Rp 272,43 Triliun

Tercatat 104 penyelenggara Fintech P2P dengan akumulasi penyaluran pinjaman di akhir Oktober 2021 mencapai Rp 272,43 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Transformasi digital dinilai menjadi game changer di sektor jasa keuangan dalam melayani nasabahnya. Terlebih saat ini teknologi telah menjadi kebutuhan vital masyarakat.

Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital, Imansyah mengatakan, momentum ini memberikan kesempatan kepada pelaku industri keuangan untuk memperluas akses keuangan kepada masyarakat dan UMKM.

"Ini mewujudkan ekonomi digital yang lebih inklusif dengan produk dan layanan yang lebih berkualitas, efisien, dan sesuai kebutuhan nasabah," kata dia di Jakarta, Jumat (24/12).

Sejauh ini OJK telah memfasilitasi sektor jasa keuangan untuk melakukan pengembangan digital melalui berbagai kebijakan dan hasilnya cukup menggembirakan. Pertama, bank yang memiliki layanan perbankan digital ada 22 bank dan 10 diantaranya sudah memiliki layanan open banking

Di mana terdapat Fintech P2P saat ini berjumlah 104 penyelenggara dengan akumulasi penyaluran pinjaman di akhir Oktober 2021 mencapai Rp272,43 triliun dan outstanding pinjaman Rp27,4 triliun.

"Kita juga memiliki 7 penyelenggara securities crowdfunding dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp369,5 miliar," cetusnya.

Selanjutnya, OJK juga memiliki OJK Infinity sebagai wadah regulatory sandbox Inovasi Keuangan Digital (IKD) yang terdiri dari 15 klaster IKD.

"Sekarang ini tercatat ada 83 IKD dan kontribusinya kepada ekonomi sudah mencapai Rp9,8 triliun sjak 2018," tambahnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Transformasi Digital

Direktur Teknologi Informasi & Digital PT Pegadaian (Persero), Teguh Wahyono sependapat bahwa transformasi digital dapat meningkatkan daya tahan perusahaan terhadap tekanan dampak pandemi Covid-19. Lebih dari itu, ekspansi usaha dengan memanfaatkan digitalisasi juga mampu memberikan peluang dan nasabah baru.

"Kami dengan digitalisasi seperti digital online channeling dengan e-commerce berhasil menggaet nasabah muda. Ini saya kira sangat penting untuk kondisi perusahaan karena masuk ke nasabah yang lebih muda, lebih panjang jangka waktunya," pungkasnya.

Ke depan, dengan mengoptimalkan kolaborasi dan masuk ke ekosistem digital serta ke segmen ultra mikro, Pegadaian optimistis kinerjanya dapat kembali tumbuh double digit di tahun 2022. "Tahun depan kami sangat optimis. Dan dengan resilient transformasi kita yang jauh lebih siap, kami siap menyongsong masa depan yang lebih digital," kata Teguh.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com