Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan PLN saat ini berhasil mengatasi defisit listrik pada tahun 2021. Selain itu, ia pun menyebut Perseroan telah berhasil memperbaiki kondisi keuangan.
Darmawan mengatakan saat ini PLN sedang mengalami masa transisi yang dimulai sejak beberapa tahun lalu.
Baca Juga
Ia mengisahkan, pada 2015, satu masalah yang menghampiri PLN adalah adanya defisit listrik. Namun hal itu bisa diselesaikan oleh PLN. Hingga kini, defisit listrik pun diakuinya tak terjadi lagi.
Advertisement
“Memang PLN saat ini alami satu transisi, kalau dulu di 2015 suatu masalah yaitu defisit listrik, dan untuk itu PLN bersama dengan pemerintah mendapat tugas untuk bangun 35 GW infrastruktur baik itu pembangkitan, transmisi, distribusi,” katanya dikutip dari YouTube CNBC Indonesia, Senin (27/12/2021).
“Alhamdulillah tahun ini problem defisit ini sudah bisa diselesaikan," imbuhnya.
Selain mengatasi defisit listrik yang dialami PLN, pria yang akrab disapa Darmo ini menyebut telah berhasil menstabilkan kondisi keuangan perseroan.
Darmo menyebut, selama dua tahun terakhir, PLN mendapat tugas dari pemerintah untuk memperkuat kondisi keuangannya. Hal ini yang jadi landasan Darmo dan PLN mampu untuk menyelesaikan berbagai tugas yang diembannya.
“Sehingga tidak mungkin PLN tidak punya kekuatan financial sustainability bisa menjalankan tugas pemerintah dengan lancar dan alhamdulillah perbaikan keuangan itu sudah berjalan dengan baik,” ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tugas Baru
Lebih lanjut, darmo mengatakan saat ini PLN mendapatkan tugas baru dari pemerintah. Yakni mendorong tujuan transisi energi di Indonesia. Caranya, kata dia melalui proses dekarbonisasi, dalam sektor kelistrikan, akan melalui program Carbon Netral di tahun 2060.
“Pemenerintah baru saja mengeluarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang the Greenness, yang paling hijau dalam sejarah indonesia. Yaitu dari tambahan 41 GW selama 10 tahun ternyata 51,6 persennya berbasis pada EBT,” kata dia.
Ia menyampaikan berdasar arahan dari Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta pihaknya untuk melakukan transisi dekarbonisasi menuju energi baru terbarukan secara mulus.
Advertisement