Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada perdagangan senin karena harapan bahwa virus Covid-19 varian baru Omicron hanya berdampak terbatas pada permintaan minyak global di 2022. Harga minyak mulai merangkak naik usai laporan bahwa gejala Omicron hanya ringan.
Bahkan harga minyak mampu naik di tengah tekanan pembatalan penerbangan saat kasus Covid-19 terus melonjak. Lebih dari 1.300 penerbangan dibatalkan oleh maskapai AS pada hari Minggu karena COVID-19 mengurangi jumlah awak yang tersedia.
Mengutip CNBC, Selasa (28/12/2021), harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga global naik 3,2 persen atau USD 0,46 menjadi USD 78,60 per barel.
Advertisement
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,4 persen atau USD 1,78, menjadi USD 75,57 per barel. Pasar AS ditutup pada hari Jumat untuk Libur Natal.
Analis dari OANDA Jeffrey Halley mengatakan, perjalanan yang lebih rendah ditambah dengan aktivitas ekonomi yang melemah seharusnya membawa harga minyak AS atau WTI ke level yang lebih rendah. Namun hal ini tidak begitu terasa karena harga minyak lebih memilih naik sebagai cerminan pemulihan global tetap berada di jalurnya.
“Gangguan terhadap barang dan jasa dari pekerja yang terisolasi terutama perjalanan udara memang membebani harga minyak. Namun hanya akan menyebabkan kegelisahan jangka pendek dengan kisah pemulihan global untuk 2022 masih di jalurnya.” jelas dia.
Harga minyak mentah Brent telah meningkat lebih dari 45 persen di tahun ini. Kenaikan ini didukung oleh pulihnya permintaan dan pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.
Harga minyak sempat turun lebih dari 10 persen pada 26 November ketika laporan varian baru pertama kali muncul. Namun kemudian naik pada minggu lalu setelah data awal menunjukkan bahwa Omicron dapat menyebabkan tingkat penyakit yang lebih ringan.
"Meskipun Omicron menyebar lebih cepat daripada varian COVID-19 mana pun, berita yang relatif melegakan adalah bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi Omicron menunjukkan gejala ringan, setidaknya sejauh ini," kata Leona Liu, analis di DailyFX yang berbasis di Singapura.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasokan
Sentimen lain yang mempengaruhi harga minyak adalah pembicaraan dilanjutkan antara kekuatan dunia dan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran di 2015.
Iran pada hari Senin mengatakan bahwa ekspor minyak adalah fokus pembicaraan, yang sejauh ini tampaknya hanya membuat sedikit kemajuan dalam meningkatkan pengiriman Iran.
Selain itu, pertemuan OPEC+ berikutnya pada 4 Januari di mana aliansi produsen minyak ini akan memutuskan apakah melanjutkan rencana peningkatan produksi 400.000 barel per hari (bph) pada Februari.
OPEC+ tetap pada rencananya pada pertemuan terakhirnya untuk meningkatkan produksi untuk Januari meskipun Omicron.
Advertisement