Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak bergerak variatif pada perdagangan Rabu, setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS turun pekan lalu. Namun kekhawatiran meningkatnya kasus virus Covid-19 dapat mengurangi permintaan minyak.
Dikutip dari CNBC, Kamis (30/12/2021), harga minyak mentah Brent naik 29 sen atau 0,37 persen menjadi USD 79,23 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 58 sen atau 0,76 persen lebih tinggi di level USD 76,56 per barel.
Baca Juga
Kedua harga patokan minyak dunia tersebut sebelumnya diperdagangkan pada level tertinggi dalam sebulan setelah data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak yang lebih rendah.
Advertisement
Persediaan minyak mentah turun 3,6 juta barel pada minggu lalu menjadi 420 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 3,1 juta barel.
Stok bensin AS turun 1,5 juta barel selama periode yang sama menjadi 222,66 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang naik 0,5 juta barel.
Stok minyak sulingan turun 1,7 juta barel menjadi 122,43 juta barel, dibandingkan ekspektasi untuk kenaikan 0,2 juta barel, data EIA menunjukkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
OPEC+ Tolak Tingkatkan Produksi
Harga minyak telah didukung oleh Ekuador, Libya dan Nigeria yang menyatakan force majeure bulan ini sebagai bagian dari produksi minyak mereka karena masalah pemeliharaan dan penutupan ladang minyak.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa kelompok produsen OPEC+ telah menolak seruan dari Washington untuk meningkatkan produksi karena ingin memberikan pasar dengan panduan yang jelas dan tidak menyimpang dari kebijakan peningkatan produksi secara bertahap.
Investor sedang menunggu pertemuan OPEC+ pada 4 Januari, ketika aliansi akan memutuskan apakah akan melanjutkan dengan rencana peningkatan produksi 400.000 barel per hari pada Februari.
Pada pertemuan terakhirnya, OPEC+ tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi untuk Januari meskipun varian Omicron menyebar.
Advertisement