Sukses

Diakuisisi BPKH, Bank Muamalat Siap Kembangkan Uang Saku Haji Cashless

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) siap mengarahkan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) untuk memperkuat digitalisasi pelayanan.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) siap mengarahkan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) untuk memperkuat digitalisasi pelayanan. Salah satunya mengembangkan uji coba penerapan cashless dalam pemberian uang saku jamaah haji.

Anggota Badan Pelaksana BPKH Iskandar Zulkarnain mengatakan, Bank Muamalat sebagai bank digital telah merintis uji coba penerapan cashless dalam mempersembahkan uang saku jamaah haji (living cost).

"Termasuk antisipasi dinamika global, Bank Muamalat sudah jadi salah satu bank yang membuat uji coba dalam pelayanan cashless untuk living cost jamaah haji. Sehingga produk digital dia bisa jadi layanan living cost bekal menunaikan ibadah haji," tuturnya dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/1/2022).

Sesuai dengan perkembangan zaman, BPKH juga ingin Bank Muamalat turut berpartisipasi dalam pelayanan digital pendaftaran haji.

"Sehingga ke depan bagaimana Bank Muamalat reborn itu harus sustain dan juga bersinergi. Dengan demikian kita akan mengembangkan bank Muamalat dengan faktor-faktor tersebut," ungkap Iskandar.

Dari sisi pasar haji, Iskandar menyebut, Bank Muamalat Indonesia memiliki segmentasi terbesar kedua setelah Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk mengelola dana haji.

"BPKH juga mempertimbangkan dari sisi bisnis, karena investasi BPKH ini dari dana umat dana masyarakat harus mempertimbangkan aspek-aspek yang tertuang dalam amanat undang-undang, sesuai syariat, kehati-hatian, kemudian harus menghasilkan manfaat," terangnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Perbaikan Tata Kelola Bisnis

Sebagai pemegang saham pengendali, BPKH juga akan fokus pada upaya membangun bisnis BMI yang berkelanjutan (sustainable) melalui perbaikan tata kelola bisnis yang baik.

Kemudian melakukan sinergi positif dengan seluruh ekosistem perhajian, segmen pasar syariah, pasar institusi unggulan dan sektor UMKM.

"Hal yang kita inginkan kedepan adalah kita ingin dua hal, yang terkait dengan sustain dan juga sinergi, sustain sendiri karena zaman ini adalah zaman digital, tentunya bank ini harus menuju ke sana juga kalau ingin sustain," pungkas Iskandar.