Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) kini telah resmi menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) dengan porsi 78,45 persen. Pemilikan saham ini bahkan akan membesar jadi 82,7 persen pasca aksi penambahan modal melalui skema rights issue.
Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad K Permana mengkonfirmasi, proses masuknya BPKH ke Bank Muamalat lebih prudent dibanding investor-investor sebelumnya.
Baca Juga
"Saya menghadapi dewas (dewan pengawas, BPKH) itu sangat lebih sulit dibandingkan saya meng-convince investor dari Mesir maupun dari Hong Kong. Jadi ini betul-betul business to business (B2B)," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/1/2022).
Advertisement
Achmad mengatakan, investor luar telah banyak melihat opportunity business dari Bank Muamalat. Sebab, return saham yang nantinya akan didapat dari investor bukan hanya didapat dari dividen.
Model seperti itu juga yang kemudian coba dibawakan investor luar negeri kepada Bank Muamalat. Namun, dirinya lebih percaya diri dalam menawarkan bisnis model Bank Muamalat ke BPKH.
"BPKH adalah investor ke-32 dari 37 calon investor yang datang ke Bank Muamalat, lokal maupun global," kata Achmad.
"Jadi saya diajari oleh calon-calon investor itu, training gratis, praktis, saya dibawa ke Hong Kong diajarin 3 hari bagaimana membuat investment model di Bank Muamalat. Somehow mereka tidak jadi, jadi saya bawakan ke BPKH," tandasnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bank Muamalat Yakin Bisnis Haji dan Umrah Menguntungkan sampai Kiamat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) optimistis akan proyeksi bisnis haji dan umrah ke depan. Keyakinan itu dipancarkan setelah mayoritas kepemilikan saham perseroan diakuisisi oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad Kusna Permana mengatakan, masuknya BPKH memberikan opportunity profit dan benefit kepada pihaknya. Dia pun menilai langkah BPKH menguasai kepemilikan saham pihaknya sebagai langkah tepat untuk pengelolaan keuangan haji dan umrah
"Katakanlah BPKH memang cepat atau lambat menurut saya seperti tabungan haji di Malaysia yang punya jaringan, Bank Muamalat adalah yang tepat. Kalau bank selain Bank Muamalat ada, tapi mungkin mereka tidak dijual juga pada saat itu, ataupun kalau dijual sangat mahal," ujarnya dalam sesi teleconference di Menara Bidakara 1, Jakarta, Selasa (4/1/2022).
Ke depan, Achmad ingin kehadiran Bank Muamalat bisa meningkatkan layanan haji. Oleh karenanya, sinergi pertama yang akan dilakukan yakni memastikan perseroan berada di tengah-tengah ekosistem haji dan umrah nasional.
"Kita harus pastikan seharusnya Bank Muamalat paling depan. Dengan ekonomi global seperti sekarang ini seperti apa dampaknya, kita yakin bahwa hanya bisnis haji dan umrah lah yang akan langgeng sampai hari kiamat, enggak ada yang lain," serunya.
Sebelum BPKH masuk, Achmad menceritakan, dia sudah berbicara dengan rekan-rekan kerjanya di Bank Muamalat bahwa perseroan cukup bermain pada economic system, tidak harus bernafsu mengambil semua lini bisnis yang tersedia.
Dia lantas mengibaratkan posisi Indonesia dalam dunia olahraga, yang menurutnya sangat kuat di cabang pencak silat dan bulutangkis sejak lampau.
"Enggak usah lah kita main bola, nanti kecewa. Kemarin kan sudah kalah 0-4 (lawan Thailand di Piala AFF 2020). Mau main voli kalah tinggi, mau berenang enggak bisa juga. Sudah Bank Muamalat tidak perlu main semua cabang, tidak usah berenang, tidak usah voli," tututnya.
Advertisement