Liputan6.com, Jakarta - Industri hulu migas (minyak dan gas bumi) memastikan komitmennya untuk terus memasok gas alam cair atau LNG guna memenuhi kebutuhan sektor kelistrikan.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan, dalam 3 tahun terakhir sektor hulu migas selalu berhasil memenuhi komitmen jumlah kargo LNG untuk sektor kelistrikan dalam negeri.
"Kita tahu bersama bahwa ke depan peran gas alam, termasuk LNG, akan semakin strategis sebagai energi transisi menuju net zero emission. Dalam proses tersebut, SKK Migas memastikan bahwa sektor hulu migas sudah dan tetap akan berkomitmen memasok LNG untuk pembangkit listrik," ujarnya, Rabu (5/1/2022).
Advertisement
Saat ini, pasokan LNG untuk kelistrikan berasal dari kilang LNG Bontang dan Tangguh. Realisasi pasokan LNG untuk PT PLN (Persero) dari kedua Kilang tersebut adalah 58 kargo di 2019, 40 kargo di 2020, dan 54 kargo di 2021.
"Semua kebutuhan bisa dipenuhi, termasuk beberapa permintaan yang secara tata waktu berubah dari jadwal semula" sambung Arief.
Bahkan menurut catatan SKK Migas, terdapat kargo-kargo yang secara kontraktual sudah disiapkan, namun tidak terserap oleh PLN. Itu sebanyak 13 kargo di 2020 dan 11 kargo pada 2021.
Untuk 2022, sektor hulu migas masih tetap berkomitmen guna memenuhi kebutuhan LNG dari pembangkit listrik PLN. Hulu Migas telah menyiapkan 58 kargo dari kilang LNG Bontang dan Tangguh.
"Saat ini seluruh pihak terkait sedang memastikan ketersediaan energi untuk kelistrikan, khususnya di kuartal I tahun 2022," katanya.
Baca Juga
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mulai Pasok 2012
Arief mmenegaskan,LNG merupakan komoditas yang butuh waktu untuk menyiapkannya. SKK Migas berharap seluruh kargo yang disiapkan untuk PLN dapat diserap.
"Perencanaan penggunaan bahan bakar LNG untuk sektor kelistrikan diharapkan dapat dibenahi ke depannya untuk memastikan pasokan aman bagi pembeli dan kesinambungan produksi bagi penjual," tegas Arief.
Sektor hulu migas mulai memasok LNG untuk domestik pada 2012. Saat itu volume pasokan untuk domestik masih sebesar 14 kargo.
Jumlah tersebut terus meningkat dengan angka tertinggi sebesar 60,6 kargo di tahun 2019. Tapi, turunnya permintaan LNG akibat pandemi di tahun 2020 memaksa pasokan LNG domestik terpangkas ke 44,9 kargo.
Namun pada 2021, tren kembali naik dengan jumlah pasokan mencapai 56 kargo. Dari pasokan LNG untuk domestik tersebut, pasokan untuk sektor kelistrikan menjadi yang paling tinggi.
Sebagai contoh, dari total pasokan 56 kargo di 2021, suplai untuk sektor kelistrikan mencapai 54 kargo, dan sisanya untuk sektor industri. Artinya, 96,5 persen pasokan LNG untuk domestik digunakan oleh sektor kelistrikan.
"Komitmen untuk mendukung sektor kelistrikan ini akan terus kami jaga seiring semakin strategisnya peranan gas alam sebagai energi transisi," pungkas Arief.
Advertisement