Sukses

Profil Juda Agung dan Aida S Budiman yang Dilantik Jadi Deputi Gubernur BI Hari Ini

Agung dan Aida S Budiman telah mendapatkan restu dari DPR menjadi Deputi Gubernur BI periode 2022-2027.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) akan melantik Juda Agung dan Aida S Budiman secara resmi sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia.

Pengucapan sumpah jabatan dilakukan di hadapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Kamis (6/1/2022).

Keduanya telah mendapatkan restu dari DPR menjadi Deputi Gubernur BI periode 2022-2027 pada Desember 2021 lalu.

"Sidang dewan yang kami hormati, sekarang perkenankan kami menanyakan kepada Sidang Dewan yang terhormat, apakah laporan Komisi XI DPR RI terhadap hasil uji kelayakan calon Deputi Gubernur Bank Indonesia tersebut dapat disetujui? Tok," katanya diikuti ketukan palu tanda disepakati, Selasa (7/12/2021).

Nantinya, Juda Agung yang menjabat sebagai Asisten Gubernur sekaligus Kepala Kebijakan Makroprudensial BI akan menggantikan Sugeng dari Deputi Gubernur BI.

Sementara itu, Aida S Budiman akan menggantikan Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi. Dia sebelumnya menempati posisi Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI. 

Adapun masa jabatan Sugeng dan Rosmaya Hadi akan berakhir pada 6 Januari 2022 mendatang.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut profil Deputi Gubernur Bank Indonesia yang baru, dirangkum Liputan6.com:

 

2 dari 3 halaman

1. Juda Agung

Dikutip dari laman bi.go.id, Juda Agung lahir di Pontianak pada tahun 1964. Setelah menempuh pendidikan di bidang Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 1987.

Juda melanjutkan pendidikan di University of Birmingham dan mendapatkan gelar Master di bidang Commercial dan Social Science pada tahun 1995.

Juda mengawali karir di Bank Indonesia pada tahun 1991 sebagai Staf Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter.

Tak lama dari itu, lelaki asal Pontianak ini pada tahun 1992-1993 menjadi Research Assistant di Central Planning Bureau, Belanda.

Kemudian ia melanjutkan pendidikan di University of Birmingham hingga meraih gelar S3 PhD di bidang Economics pada tahun 1999. Setelah 3 tahun, Juda kembali dari tugas belajarnya di University of Birmingham.

Pada 1999-2002 ia pun menjadi peneliti ekonomi junior Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Setelah itu pada 2002-2003, dia menjadi peneliti ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Selanjutnya, dia menjadi Staf Gubernur Bank Indonesia pada 2003-2006. Di tahun berikutnya, pada 2007-2008 Juda menjadi Advisor kepada Direktur Eksekutif IMF, Washington DC.

Sepulangnya dari Washington, lelaki berusia 57 tahun ini kembali ke Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter sebagai Kepala Bagian di Direktorat Riset Ekonom dan Kebijakan Moneter sejak tahun 2019.

Tak hanya itu, Juda juga pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (2014-2017), Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat (2017), dan Pegawai Penugasan Setingkat Direktur Eksekutif Departemen Sumber Daya Manusia (2017-2019).

 

 

3 dari 3 halaman

2. Aida S. Budiman

Aida S. Budiman lahir di Bogor pada tahun 1965. Setelah menempuh pendidikan di bidang Agribisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1987.

Aida melanjutkan pendidikan di Southern California University dan mendapatkan gelar Master di bidang Economics pada tahun 1996.

Dari situ, Aida melanjutkan pendidikan di Claremont University dan mendapat gelar Phd di bidang Ekonomi pada tahun 2002.

Perempuan asal Bogor ini memiliki pengalaman di bidang perumusan kebijakan moneter, internasional, dan baurannya dengan kebijakan reformasi struktural yang diperlukan Indonesia.

Sepanjang kariernya di Bank Indonesia sejak 1991, Aida sudah menduduki berbagai jabatan di bank sentral.

Misalnya, ia pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Internasional (2014 – 2017). Saat ini, Aida menjabat sebagai Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter sejak tahun 2018.

Sebelumnya, di tahun 2010 dia dipercaya menjadi Wakil Direktur Eksekutif, International Monetary Fund – IMF South-East Asia Voting Group(SEAVG) Office yang beranggotakan 13 negara.

Tak hanya itu saja, Perempuan berusia 56 tahun ini juga pernah menjadi Direktur dan Kepala Grup Hubungan Internasional, Departemen Internasional yang bertugas melakukan perumusan kebijakan internasional di bidang kerja sama kawasan, khususnya posisi Indonesia di Asean.

Video Terkini