Sukses

Indonesia Butuh Rp 77 Ribu Triliun Capai Target Net Zero Emisi di 2060

Bappenas memperkirakan Indonesia membutuhkan total investasi sebesar Rp77.000 triliun untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas memperkirakan Indonesia membutuhkan total investasi sebesar Rp77.000 triliun untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Angka ini setara dengan tiga sampai lima kali lipat dari Produk Domestik Bruto (PDB) secara tahunan.

Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam mengungkapkan, nilai investasi tersebut nantinya bakal digunakan untuk kebijakan dalam pembangunan rendah karbon Indonesia (LCDI). Berbagai kebijakan ni sebagai bentuk dukungan dalam mencapai target (NZE).

"Ada berbagai kebijakan skenario untuk mendukung pencapaian NZE, mulai dari bidang energi, lahan, limbah, termasuk juga fiskal," kata dia dalam Transisi ke Ekonomi Hijau, Kamis (6/1/2022).

Untuk di bidang energi, pemerintah berupaya untuk melakukan skenario penurunan intensitas energi secara bertahap dari 1 persen hingga 6 persen per tahun. Kemudian transisi ke kendaraan listrik hingga 95 persen dari total kendaraan.

Bidang lahan, pemerintah berupaya melakukan reformasi hutan hingga 250.000 hektar per tahun, restorasi gambut, rehabilitasi mangrove, dan pencegahan deportasi dari hutan ke lahan pertanian.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Kemudian untuk di bidang limbah, pemerintah akan melakukan skenario untuk efisiensi sumberdaya alam dalam produksi dan pengembangan limbah melalui ekosistem sirkuler. Serta penurunan produksi limbah cair hingga 0 pada tahun 2060.

Terakhir, di bidang fiskal pemerintah akan lakukan skenario untuk penghapusan subsidi energi hingga sepenuhnya di tahun 2030 dan menerapkan implementasi kebijakan pajak karbon.

"Sebenarnya semua skenario itu bisa dicapai tapi skenario-skenario tersebut punya berbagai implikasi-implikasi dan salah satunya aplikasinya adalah kebutuhan investasi yang besar," tandas dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com