Sukses

Harga Minyak Sentuh USD 80 per Barel Didorong Kerusuhan Kazakhstan

Situasi politik di Kazakhstan semakin tegang dan ini adalah negara dengan produksi minyak 1,6 juta barel per hari.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik tajam pada perdagangan Kamis, memperpanjang reli yang telah dibukukan pada sesi perdagangan sebelumnya. Kenaikan harga minyak ini terjadi di tengah peningkatan kerusuhan di Kazakhstan dan pemadaman produksi di Libya.

Mengutip CNBC, Jumat (7/1/2022), harga minyak Brent yang menjadi patokan global naik USD 1,19 atau 1,5 persen menjadi USD 81,99 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 2,07 persen atau USD 1,61 lebih tinggi pada USD 79,46 per barel.

Kedua kontrak minyak tersebut diperdagangkan pada level tertinggi sejak akhir November.

Rusia mengirim pasukan terjun payung ke Kazakhstan pada Kamis untuk membantu memadamkan pemberontakan di seluruh negeri setelah kekerasan mematikan menyebar di bekas negara Uni Soviet tersebut.

Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev memberlakukan status keadaan darurat di kota terbesar negara itu, Almaty dan wilayah barat yang kaya minyak sejak Rabu 4 Januari 2022.

Penyebab awal kerusuhan adalah lonjakan harga LPG di wilayah Mangystau yang kaya hidrokarbon, tetapi langkah pemerintah untuk menurunkan harga sesuai dengan tuntutan para pendemo gagal menenangkan massa.

“Situasi politik di Kazakhstan menjadi semakin tegang dan ini adalah negara yang saat ini memproduksi 1,6 juta barel minyak per hari.” tulis Commerzbank dalam catatannya.

Tidak ada indikasi bahwa produksi minyak telah terpengaruh sejauh ini.

Produksi minyak Libya turun lebih dari 500.000 barel per hari karena pemeliharaan pipa dan penutupan ladang minyak.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Keputusan OPEC+

OPEC+, sebuah kelompok yang berisikan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak, ditambah Rusia dan produsen lainnya, pada hari Selasa sepakat untuk menambah pasokan 400 ribu barel per hari pada Februari, seperti yang telah dilakukan setiap bulan sejak Agustus.

"Referensi kami sekarang mengasumsikan aliansi atau OPEC+ akan sepenuhnya menghapus sisa 2,96 juta barel per hari dari pengurangan produksi minyak pada September 2022," kata analis JP Morgan dalam sebuah catatan.

"Dengan tanda-tanda permintaan meskipun masih ada ancaman Omicron, stok rendah dan meningkatnya kerentanan pasar terhadap gangguan pasokan, kami melihat perlunya lebih banyak stok minyak dikucurkan oleh OPEC+," kata bank tersebut.

JP Morgan memperkirakan harga minyak Brent rata-rata di USD 88 per barel pada 2022, naik dari USD 70 per barel di tahun lalu.

Sementara itu, eksportir minyak utama dunia, Arab Saudi, memangkas harga jual resmi untuk semua jenis minyak mentah yang dijualnya ke Asia pada Februari setidaknya USD 1 per barel, tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Kamis.