Liputan6.com, Jakarta Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM bidang Produktivitas dan Daya Saing, Yulius meminta program Sekolah Ekspor lebih banyak mengajarkan praktik lapangan ketimbang teori semata. Bahkan, Yulius meminta porsi teori cukup 10 persen saja.
"Kita mohon yang diajarkan (Sekolah Ekspor) teorinya hanya 10 persen saja. Yang lain temen-temen ini diajak ke Kantor Pos, ke Tanjung Priok, nih lihat ekspor persoalan banyak. Lihat ekspor banyak premannya, yang realitas itu perlu ditunjukkan," katanya dalam Dialog Kolaborasi Ekspor Menuju Digital Export 2022 di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Baca Juga
Yulius menyatakan, penting bagi peserta program Sekolah Ekspor untuk memperoleh lebih banyak gambaran akan situasi lapangan ketimbang teori semata. Dengan begitu, diharapkan mereka siap menghadapi beragam persoalan yang tidak dipelajari dalam teori.
Advertisement
"Sehingga mereka benar-benar bisa berekspor. Karena tahu permasalahan di dalam negerinya, tahu persoalan di luar negeri. Ini yabg kami berharap diajarin, jangan yang teori," tegasnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jumlah Peserta Diperluas
Selain tidak berfokus pada teori semata, Yulius juga berharap jumlah kepesertaan program Sekolah Ekspor bisa diperluas. Sehingga, mampu menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur.
"Saya pikir peserta kurang di tambahain lagi. Karena banyak lulusan SMK, SMA, Perguruan Tinggi yang juga menyumbang tinggi pengangguran," tutupnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement