Sukses

Menko Luhut Klaim Masa Krisis Batu Bara PLN Sudah Lewat

Publik sempat dibikin resah mengenai kurangnya pasokan batu bara untuk PLN

Liputan6.com, Jakarta Publik sempat dibikin resah mengenai kurangnya pasokan batu bara untuk PLN. Hal ini jelas bisa memicu krisis listrik, mengingat mayoritas pembangkit listrik PLN masih bersumber dari batu bara.

Namun demikian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, masa kritis terkait ketersediaan stok batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN telah terlewati.

Meski begitu, Menko Luhut tidak menyebut berapa besar jumlah ketersediaan stok batu bara di PLTU milik PLN saat ini.

"Sekarang tuh sepertinya sudah tidak ada masalah. Jadi, emergency-nya sudah terlewati," kata Menko Luhut kepada wartawan di kantornya, dikutip Jumat (7/1/2021).

Terkait larangan ekspor batu bara, pihaknya mengaku masih terus melakukan pembahasan bersama pihak-pihak terkait. "Ada sedikit item lagi yang mau kita selesaikan, besok kerja tim nya," ujarnya.

Menko Luhut menambahkan, pihaknya hingga saat ini masih mencari formula baru untuk memastikan stok batu bara tetap mencukupi dalam jangka panjang.

"Formula baru yang kami usulkan sedang di pelajari lagi oleh tim," tutupnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

PLN Dapat Tambahan Pasokan 3,2 Juta Ton Batu Bara

Sebelumnya, Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) terus berupaya memastikan terpenuhinya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik demi menjaga keandalan listrik dan melindungi kepentingan nasional.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah, hingga Senin (3/1), PLN telah mendapatkan tambahan komitmen pasokan batu bara untuk bulan Januari 2022 sebesar 3,2 juta ton dari total rencana 5,1 juta ton.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi menyatakan, tambahan komitmen pasokan batu bara ini didapat dari para pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

"Namun PLN menegaskan bahwa masa kritis ini belum terlewati," ujar Agung dalam pernyataannya, Selasa (4/1).

Dengan kondisi pasokan yang belum sepenuhnya aman, PLN akan memprioritaskan penyaluran batu bara bagi pembangkit-pembangkit listrik dengan level Hari Operasi-nya (HOP) rendah.

"Pengiriman dan pembongkaran batu bara yang dilakukan PLN telah dilakukan dengan cepat, efisien dan efektif untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," ujar Agung dalam pernyataannya, Selasa (4/1).

Selain itu, PLN mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki dan menjalin koordinasi dengan Kementerian ESDM serta para pemangku kepentingan lainnya yang terkait rantai pasok batu bara. Hal ini dilakukan demi mengamankan pasokan batu bara hingga mencapai minimal 20 HOP.

"PLN juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, pemilik IUP dan IUPK, serta semua pihak terkait atas dukungannya dalam mengamankan ketahanan energi nasional," tutupnya.