Liputan6.com, Jakarta Keterlibatan UMKM untuk menyasar pasar ekspor menjadi salah satu perhatian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM). Salah satunya melalui dukungan teknologi berupa platform digital yang bisa diakses.
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM, Yulis menyampaikan, transformasi ekonomi ke industri 4.0 mendorong penggunaan teknologi dan digital. Sehingga, membuat pola konsumsi masyarakat beralih ke daring (online) dan mengharuskan UKM Indonesia untuk beradaptasi.
Baca Juga
Khususnya jika ingin menembus pasar ekspor serta bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.
Advertisement
Dalam rangka mendorong ekspor produk UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM juga melakukan sinergitas digitalisasi KUKM dengan melibatkan Kementerian/Lembaga.
Antara lain, koordinasi dengan KBRI/KJRI, ITPC, dan Atase Perdagangan dalam membuat market intelligence, promosi luar negeri dan business matching. Kolaborasi dengan GIZ melalui platform e-catalogue-Semesta KemenKopUKM serta ASEAN Access, dan kerjasama dengan SIPPO (Swiss Import Promotion Programme) untuk pengembangan natural ingredients/produk rempah.
"Saya berharap, platform digital untuk ekspor melalui inisiasi BNI Xpora bersama dengan KemenKopUKM dan Sekolah Ekspor ini dapat dimanfaatkan bagi pengembangan dan akselerasi ekspor pelaku usaha UMKM Indonesia," kata Yulius dalam sambutannya pada acara peresmian Program Digital Export Summit 2022, secara daring di Jakarta, Jumat (7/1/2022).
Pada kesempatan yang sama Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono menyampaikan Sekolah Ekspor mendapat dukungan dari KemenKopUKM dan BNI Xpora dalam penyelenggaraan Program Exhibition dan Business Matching serta peresmian Digital Export Summit 2022.
Program ini diharapkan dapat memberikan semangat awal tahun 2022.
"Diharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, kolaborasi kita akan semakin erat dalam mencetak dan mendorong eksportir-eksportir baru," ucapnya.Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Targetkan Peningkatan Ekspor
Lebih lanjut, Yulius menyebut, Kemenkop UKM memiliki target pertumbuhan kontribusi ekspor dari UMKM sebesar 17 persen di 2024. Hal ini melihat tingkat ekspor Indonesia yang masih rendah ketimbang negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.
“Target kontribusi ekspor UMKM kita harapkan meningkat menjadi 17 persen di 2024," kata Yulius.
Ia menyebut, jumlah ekspor nasional meningkat pada Triwulan III 2021 dengan nilai ekspor naik 22,71 persen dibanding Triwulan III 2020 sebesar 17,24 persen. Jumlah kontribusi ekspor UMKM juga naik dari 14,37 persen menjadi 15,69 persen di tahun 2020.
Namun, Yulius mengakui, kenaikkan tersebut masih jauh dibanding beberapa negara lainnya, seperti Singapura 41 persen, Thailand 29 persen, atau Tiongkok mencapai 60 persen.
berbagai kendala masih dihadapi UKM untuk melangkah ke pasar ekspor. Diantaranya, minimnya pengetahuan tentang selera pasar (market intelligence) dan dokumen persyaratan di negara tujuan, kualitas produk yang tidak konsisten, kapasitas produksi yang terbatas dan kesinambungan produksi, serta biaya sertifikasi yang tidak murah hingga kendala logistik.
Untuk itu, lanjut Yulius, Kementerian Koperasi dan UKM akan mendorong lebih banyak UKM yang siap ekspor tahun ini. Antara lain, dengan memfasilitasi sertifikat dukungan ekspor bagi UKM, sekolah ekspor, pelatihan UKM ekspor, pembiayaan ekspor, sistem informasi ekspor, pameran berskala internasional, jadwal pengiriman kontainer, serta kerjasama peningkatan ekspor lainnya.
"Melalui sinergi kolaborasi dengan seluruh stakeholder, diharapkan kontribusi ekspor UMKM akan meningkat," imbuh Yulius.
Yulius berharap, sinergi dan kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan akademisi di Sekolah Ekspor, akan melahirkan semakin banyak eksportir baru dari generasi Milenial dan generasi Z untuk menciptakan wirausaha dan eksportir baru yang sangat dibutuhkan Indonesia saat ini.
Advertisement