Sukses

Kuota Impor Gula Mentah Naik Jadi 3,4 Juta Ton, DPR Bakal Panggil Kemenperin

Menengok ke belakang, di era 1930, Indonesia dinobatkan sebagai negara pengekspor gula terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menetapkan kuota impor gula mentah untuk bahan baku gula rafinasi di 2022 sebesar 3,4 juta ton. Jumlah tersebut naik 200 ribu ton dari yang ditetapkan sebelumnya.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi mengatakan, peningkatan kuota impor bahan baku gula rafinasi ini sangat bertentangan dengan semangat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun ketahanan pangan.

"Meningkatnya impor gula mentah untuk bahan baku gula rafinasi ini merupakan antitesa dari semangat Presiden Jokowi untuk mengurangi impor bahan baku industri dengan tujuan penguatan petani tebu Indonesia," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (10/1/2022).

Jika kuota impor gula mentah terus meningkat setiap tahun tentu saja akan membuat para petani tebu patah semangat. Alasannya, mereka harus bersaing dengan barang impor. 

"Menurunnya semangat petani tebu salah satunya karena membanjirnya impor gula mentah untuk bahan baku Industri gula," kata bambang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ironis

Bambang melanjutkan, DPR akan meminta penjelasan dari Kemenperin atas peningkatan kuota impor gula mentah bahan baku gula rafinasi. 

Menengok ke belakang, di era 1930,  Indonesia dinobatkan sebagai negara pengekspor gula terbesar di dunia. Namun saat ini sangat ironis karena berbanding terbalik yang mana Indonesia merupakan negara pengimpor gula terbesar di dunia.

"Kami meyakini bahwa Presiden Jokowi sangat concern (perhatian) terhadap penggunaan bahan baku dalam negeri, dan beliau ingin industri gula kedepan akan dipasok oleh petani tebu Indonesia sendiri dan juga untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai produsen gula terbesar dunia" ujarnya.