Sukses

Proyek Kilang Minyak Balikpapan Tekan Defisit Neraca Migas Rp 38 Triliun per Tahun

Progres pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dikerjakan PT Pertamina (Persero) menunjukan hasil positif.

Liputan6.com, Jakarta Progres pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dikerjakan PT Pertamina (Persero) menunjukan hasil positif.

Hingga akhir 2021, progres RDMP Balikpapan berhasil melampaui target yang diproyeksikan 45,54 persen, dengan realisasi sebesar 46,92 persen.

Melihat progres pengembangan kilang on track, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati optimistis proyek RDMP Balikpapan dapat on stream sesuai target pada 2024.

"Setelah tuntas, RDMP Balikpapan secara keseluruhan diproyeksikan dapat menekan defisit neraca migas (current account deficit) hingga USD 2,65 miliar (setara Rp 38 triliun) per tahun," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/1/2022).

Menurut Nicke, defisit neraca migas dapat ditekan melalui substitusi produk impor dengan produk-produk bernilai jual tinggi, seperti Gasoline dengan Kualitas EURO V dan juga produk Petrokimia Propylene yang kebutuhannya masih sangat tinggi.

Nicke menambahkan, komitmen tinggi Pertamina untuk menekan defisit neraca migas ini ditunjukkan melalui progres proyek yang on track.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Kapasitas

RDMP Balikpapan merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan kapasitas kilang dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel.

Selain itu, proyek pembangunan infrastruktur terbesar Pertamina ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas kilang dalam mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.

"Melalui RDMP Balikpapan, produk-produk Non-BBM seperti LPG akan naik pesat 48 kilo ton per tahun menjadi 384 kilo ton per tahun. Paralel, produk BBM seperti Gasoline, Diesel dan Avtur juga naik drastis dengan total produksi menjadi 319 ribu barel per hari," tandas Nicke.