Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung atau Injoerney, Kamis (13/1/2022) sore. Peresmian in dilakukan di Pantai Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).Â
Jokowi mengatakan, peluncuran Holding BUMN Pariwisata ini menjadi momentum untuk melakukan penataan, melakukan transformasi, serta membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh di sektor pariwisata. Mengingat dua tahun dilanda pandemi, sektor pariwisata mengalami kontraksi yang sangat dalam.
Baca Juga
Sebelum pandemi, sektor pariwisata sempat menjadi kontributor devisa terbesar kedua dengan pendapatan domestik (PDB) mencapai USD10 miliar. Di sisi lain sektor ini mampu menyediakan 13 juta lapangan kerja.
Advertisement
"Oleh sebab itu, kondisi seperti ini harus kita hadapi dan kita tidak boleh patah arang, dan kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan," kata Jokowi ketika melakukan peresmian.
Kepala Negara itu melihat begitu besarnya perusahaan-perusahaan yang akan di holdingkan. Mulai dari penerbangan, kemudian pengelolaan airport-nya, melibatkan 120 hotel.
Kemudian kawasan pariwisata dari Nusa Dua, Mandalika, Likupang, Borobudur, dan Taman Mini. Belum lagi ada pernak-pernik handycraft milik Sarinah. "Ini kalau di-holding-kan akan menjadi sebuah kekuatan yang besar," katanya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kendala Sektor Pariwisata Harus Diselesaikan
Oleh karenanya, Jokowi menekankan kendala-kendala yang menghambat kemajuan sektor pariwisata harus segera diselesaikan. Mulai dari masalah konektivitas, hambatan infrastruktur, di mana titik-titik yang memerlukan suntikan infrastruktur segera diselesaikan.
"Begitu juga hambatan lainnya, termasuk dalam hal tata kelola dan manajemen BUMN-BUMN pariwisata, agar ini tidak menggerus kesempatan kita untuk melompat maju," ujarnya.
Jokowi menegaskan, penataan BUMN pariwisata ini adalah keharusan. Karena selama ini dirinya melihat BUMN dengan anak yang banyak, dengan cucu-cucu yang banyak, bergerak di sektor pariwisata dan pendukungnya yang jumlahnya juga sangat banyak, bergerak dari hulu sampai hilir.
"Tapi yang terlihat yang lalu-lalu, BUMN-BUMN beserta anak dan cucunya ini berjalan sendiri-sendiri, tidak terkonsolidasi, sehingga menjadi lemah, lemah, lemah, lemah," katanya
Sebab itu, jika nanti dikonsolidasikan dalam holding ini, Jokowi yakin akan menjadi sebuah kekuatan besar. Karena kecil-kecil tadi berjalan sendiri-sendiri, tidak terintegrasi. Atau tidak terhubung satu sama yang lain, karena memang sudah memang jalan sendiri-sendiri.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement