Liputan6.com, Jakarta Hari ini berlokasi di Ubud-Bali, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menyelenggarakan “Gebyar UMKM” yang menghadirkan 12 pelaku UMKM.
Kegiatan ini menjadi bagian dari Leaders Offsite Meeting (LOM) Kementerian Keuangan, yang salah satu agenda-nya adalah penyusunan kebijakan strategis dalam rangka mendukung pengembangan UMKM.
Baca Juga
Pada acara ini UMKM yang dihadirkan mayoritas adalah pelaku usaha ultra mikro penerima pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang disalurkan oleh Pusat Investasi Pemerintah melalui penyalur Koperasi Krama Bali.
Advertisement
Selain penerima UMi, kegiatan ini juga menghadirkan pelaku UMKM binaan instansi vertikal Kementerian Keuangan, sebagai wujud konkrit “Kemenkeu-Satu” sebagai kolaborasi antar instansi Kementerian Keuangan untuk bersama-sama mendorong pemulihan ekonomi melalui perluasan peluang pemasaran produk UMKM.
Produk UMKM yang digelar kali ini menunjukkan produk UMKM khas Bali, mulai dari produk kerajinan seperti anyaman kulit bambu, batok kelapa, tenun ikat dan uang kepeng, produk minyak urut, sampai produk kuliner yaitu kue, arak bali dan kopi.
Peran UMKM, termasuk usaha ultra mikro, mencapai 64,2 juta dengan kontribusi sebesar 61,07 persen terhadap PDB Indonesia. Selain itu, UMKM mampu menyerap 97 persen total tenaga kerja dan sekitar 60 persen dari total investasi di Indonesia.
Pusat Investasi Pemerintah sebagai salah satu lembaga yang mendukung perkembangan usaha ultra mikro di Indonesia ikut membantu upaya menggerakkan ekonomi di sektor mikro dan ultra mikro agar bisa meningkat dan berkembang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi yang komplit antar unit Kemenkeu agar pelaku usaha bisa tumbuh dan bisa ekspor.
"Selain kegiatan ini, Pemerintah juga memberikan berbagai bentuk bantuan bagi UMKM yang bersumber dari APBN, dalam bentuk bantuan subsidi bunga, Pembiayaan UMi, dan penjaminan pinjaman sehingga bank berani memberikan pinjaman bagi umkm di tengah kondisi pandemi," paparnya, Minggu (16/1/2022).
Pemerintah juga memberikan technical asistance, misalnya Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai membantu UMKM melalui unit teknis untuk menembus pasar ekspor.
Menkeu juga berharap agar covid teratasi dan ekonomi akan pulih lagi, sehingga pangsa pasar UMKM akan berkembang, khususnya di Bali yang ekonominya paling terdampak pandemi, karena peran pariwisata yang sangat dominan. Pandemi covid memberi pelajaran, agar Bali mulai diversifikasi pasar, jangan hanya tergantung pariwisata. Misal industri atau pertanian.
Permintaan pasar dunia saat ini untuk produk pertanian organik sangat tinggi. Bali memiliki potensi besar dengan adanya sistem subak, dan potensi lahan untuk pertanian organik, sebagai potensi diversifikasi. Dengan berbagai upaya tersebut, UMKM tidak hanya bisa bertahan pada situasi pandemi namun banhkan bisa bangkit kembali.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Promosi Produk UMKM
Sementara itu, Ririn Kadariyah sebagai Direktur Utama PIP menyampaikan bahwa kegiatan yang merupakan salah satu upaya promosi produk UMKM ini, diharapkan menjadi salah satu kontribusi nyata PIP dalam membantu pemulihan ekonomi, khususnya di provinsi Bali yang masih merasakan dampak pandemi Covid-19.
Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak masyarakat yang mengenal produk UMKM, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan omzet usaha pelaku UMKM. Selain itu, dengan mempertemukan para pelaku UMKM dari berbagai segmen dan dengan beragam produk, diharapkan akan terbuka peluang baru dalam bentuk rantai pasok antar pelaku UMKM, dan lebih jauh bisa menembus pasar ekspor.
Pusat Investasi Pemerintah akan terus menyediakan layanan pinjaman yang mudah dan cepat bagi pelaku usaha ultra mikro, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Selain kegiatan promosi produk, PIP juga telah dan akan secara kontinyu memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha ultra mikro, agar bisa meningkatkan kualitas produk dan kapasitas usaha, melengkapi perijinan produk, menyusun pembukuan usaha, pemasaran produk secara online dan lain-lain.
Upaya-upaya tersebut diharapkan akan meningkatkan kesempatan pelaku usaha ultra mikro agar bisa “naik kelas”, dalam artian meningkat kesejahteraan keluarga, bahkan bisa membuka kesempatan kerja bagi anggota keluarga atau komunitas sekitarnya. Hal ini sejalan dengan misi PIP untuk menjadi koordinator pendanaan pembiayaan ultra mikro yang profesional dan kredibel.
Sampai dengan akhir tahun 2021, Pusat Investasi Pemerintah telah menyalurkan Rp18,07 triliun pinjaman ultra mikro (UMi) kepada lebih dari 5,39 juta orang debitur, yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2022, Pusat Investasi Pemerintah menargetkan penyaluran pembiayaan UMi akan menjangkau 2 juta orang pelaku usaha ultra mikro. Khusus provinsi Bali, penyaluran UMi dilakukan PIP melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian, Koperasi Krama Bali dan Koperasi UGT Nusantara, telah menjangkau 15.899 orang dengan nilai mencapai Rp65,59 Miliar.
Hal itu merupakan wujud dari komitmen kami untuk memajukan dan meningkatkan kualitas dan nilai usaha para pelaku usaha ultra mikro. Kami ingin mendorong mereka agar maju dan naik kelas sehingga bisa memberikan manfaat bagi lingkungan mereka.
Advertisement