Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menilai industri tanaman hias tanah air memiliki potensi untuk merambah pasar global. Bahkan, ia menilai industri tanaman hias Indonesia jadi yang terbaik yang di dunia.
Menteri Erick meminta, dengan potensi yang dimiliki industri tanaman hias di dalam negeri, petani tanaman hias bisa melakukan pengembangan pasar dengan memanfaatkan teknologi.
Baca Juga
“Industri tanaman hias Indonesia adalah yang terbaik di dunia karena itu harus dijaga dan dikembangkan,” katanya saat menyambangi kelompok tani Pasar Wisata Bunga Sekar Mulyo, Batu, Malang, ditulis Minggu (16/1/2022).
Advertisement
Guna mengembangkan usaha tanaman hias itu, Menteri Erick mengusulkan penggunaan platform digital milik BRI yakni Pasar.id. Ini jadi salah satu platform digital yang didorong Menteri Erick sebagai wadah perluasan pasar para petani tanaman hias salah satunya.
“Nanti tinggal pasang gambar aja, terus tinggi nuggu ada yang belu dan yang beli bisa dari mana saja. Jadi tidak perlu ke pasar lagi untuk menjual bunganya dan menerima pembayarannya juga bisa melalui aplikasi,” terangnya.
Melalui platform ini, kata Erick, pelaku industri tanaman hias ataupun bunga akan diakomodir dengan pembuatan katalog khusus.
“Kita bersama-sama Bersinergi, berkolaborasi untuk Indonesia. yang terpenting bagi kami di BUMN adalah masyarakat kita bisa memiliki pendapatan ekonomi dan mengembangkan perekonomian di wilayahnya,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasih Nama Bunga
Pada kesempatan yang sama, Menteri Erick juga diminta untuk memberikan nama pada dua buah bunga yang disebut-sebut hanya ada di Sekar Mulyo. Yakni bunga sepatu dengan varian warna oranye kekuningan dan warna merah mudah.
Salah satu bunga, kata dia, telah dinamai ‘Thohira’ yang menurut Menteri Erick memiliki kesan nama Jepang.
Selain itu, bunga lainnya yang juga diminta untuk dinamai oleh Menteri Erick, ia menyebut nama anak perempuannya.
Di bunga ke-dua, ia menuliskan nama ‘Magisha’ di selembar kertas dan disematkan di bunga berwarna ungu yang terlihat cerah.
“Ini lain lagi, yang ini kita namain aja ‘Magisha’, rela gak? Ah yang bener?,” katanya kepada petani yang ada di sana.
“Rela pak,” sahutnya.
Nama Magisha jadi inspirasi Erick untuk menamai bunga itu. Alasannya, cantiknya bunga mengingatkan Menteri Erick kepada sosok anak perempuannya yang memiliki nama yang sama.
“Cantiknya bunga-bunga di sana mengingatkan anak saya, Magisha. Namanya saya pilih menjadi nama (bunga) itu,” terangnya.
Advertisement