Liputan6.com, Jakarta - Organisasi amal asal Inggris, Oxfam meminta pemerintah negara-negara di dunia untuk mengenakan pajak hingga 99 persen bagi miliarder.Â
Langkah tersebut diserukan untuk mendukung perluasan produksi vaksin bagi masyarakat miskin, serta upaya memerangi ketidaksetaraan global imbas keberadaan pandemi COVID-19.
Baca Juga
"Pandemi telah menjadi kekayaan miliarder," kata Direktur Eksekutif Internasional Oxfam, Gabriela Bucher dalam sebuah wawancara, dilansir dari laman Associated Press, Senin (17/1/2022).Â
Advertisement
"Ketika pemerintah melakukan paket penyelamatan dan memompa dana hingga triliunan ke ekonomi serta pasar keuangan untuk mendukung ekonomi, apa yang terjadi adalah banyak dari langkah tersebut masuk ke kantong para miliarder," sebutnya.
Pajak 99 persen sebanyak satu kali pada 10 miliarder terkaya, Oxfam menjelaskan, dapat menghasilkan dana lebih dari USD 800 miliar dan bisa digunakan untuk mendanai upaya vaksinasi serta pengeluaran sosial progresif lainnya.
"Uang itu akan mampu membayar vaksin untuk seluruh dunia, juga mendukung sistem kesehatan untuk semua orang," jelas Bucher.
"Kami juga akan dapat mengkompensasi kerusakan perubahan iklim dan memiliki kebijakan yang menangani kekerasan berbasis gender, sambil tetap membuat 10 miliarder itu lebih kaya USD 8 miliar daripada pada awal pandemi," lanjut dia.
Organisasi tersebut juga mencatat bahwa Amerika Serikat dan China, dua negara ekonomi terbesar dunia, mulai mempertimbangkan kebijakan yang ditujukan untuk melawan ketidaksetaraan, seperti menaikkan tarif pajak pada miliarder dan mengambil tindakan terhadap monopoli perusahaan.
"Intinya adalah ketidaksetaraan ekstrem tidak bisa dihindari dan inilah mengapa hal itu memberi kita harapan," ujar Bucher.
Oxfam Laporkan Kekayaan Miliarder Melonjak Selama Pandemi
Oxfam juga menyebut, jumlah miliarder telah melonjak selama pandemi berkat banyak stimulus keuangan yang memompa saham.
Sementara itu, negara-negara miskin telah mendapati akses yang tidak setara ke vaksin COVID-19, yang sebagian besar telah diberikan kepada negara-negara kaya, kata Oxfam dalam sebuah laporan.
Laporan Oxfam dirilis menjelang Agenda Davos online Forum Ekonomi Dunia, yang akan berlangsung pekan ini setelah pertemuan tatap muka tahunan kelompok itu tertunda karena penyebaran COVID-19 Omicron.
Salah satu temuan yang juga diungkapkan oleh laporan itu adalah, bahwa sejak pandemi meletus pada Maret 2020, jumlah miliarder baru naik hampir setiap hari.
Kekayaan 10 orang terkaya di dunia - termasuk Elon Musk, Jeff Bezos dan Bill Gates - naik lebih dari dua kali lipat menjadi USD 1,5 triliun, membuat mereka enam kali lebih kaya daripada 3,1 miliar orang termiskin di dunia.
Sementara itu, 160 juta lebih orang terpaksa jatuh miskin selama pandemi, kata Oxfam, mengutip angka-angka dari Daftar Miliarder Forbes 2021, Buku Data Kekayaan Global Credit Suisse, dan Bank Dunia.
Maka dari itu, Oxfam menyerukan negara-negara kaya untuk mengesampingkan aturan kekayaan intelektual pada vaksin COVID-19 dalam upaya untuk memperluas produksi mereka.
Organisasi amal Oxfam telah lama berusaha untuk menginspirasi orang-orang melalui pertemuan tahunan elit bisnis dan politik yang biasanya diadakan di resor ski Swiss, Davos.
Namun, pandemi memaksa pihak penyelenggara untuk menunda acara untuk tahun kedua, alih-alih mengadakan sesi virtual di mana para pemimpin politik akan bergabung dengan eksekutif bisnis dan kelompok kampanye seperti Oxfam.
Advertisement