Sukses

Lifting Minyak RI di 2021 Tak Capai Target, hanya 660 Barel per Hari

SKK Migas merilis laporan terbaru capaian kinerja sepanjang 2021. Hasilnya, lifting minyak bumi sepanjang 2021 ini tercatat 660 barrel oil per day (BOPD)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merilis laporan terbaru capaian kinerja sepanjang 2021. Hasilnya, lifting minyak bumi sepanjang 2021 ini tercatat 660 barrel oil per day (BOPD), angka ini lebih rendah sedikit dari target yang ditetapkan sebesar 705 ribu BOPD.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya realisasi lifting minyak ini karena adanya sejumlah tekanan. Salah satunya akibat kondisi pandemi Covid-19 yang mengganggu mobilisasi kegiatan produksi minyak.

“Produksi migas ini saya kita di 2021 kita masih mengalami tekanan untuk di minyak ada di 660 ribu barel per hari rata-rata setahun. Ini masih dibawah 2020 dan kita targetkan di 2022 upaya kita untuk tetap menaikkan (produksi),” katanya dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).

Informasi, capaian ini berarti SKK Migas mencatatkan realisasi sebesar 93,7 persen dari target lifting minyak di 2021. Sementara itu, realisasi gas sendiri telah mencapai 5.501 MMSCFD atau 97,6 persen dari target sebesar 5.638 MMSCFD di 2021.

Dwi menjabarkan sejumlah kendala yang dihadapinya yang jadi pengaruh menurunnya produksi minyak tersebut. Misalnya adanya low entry point pada awal tahun yang menyebabkan penekanan terhadap produksi minyak sebesar 20 ribu BOPD.

“ketika masuk 2021 ada tekanan dari pandemi sebesar 20 ribu barel per hari dan dari unplanned shutdown sebesar 9,1 ribu BOPD, adanya delay pengaruhi 20,4 ribu BOPD dan delay field onstream 4,8 ribu BOPD,” terangnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Lifting Gas

Sementara itu, di bagian salur atau lifting gas pada 2021 juga ikut tertekan akibat pandemi. Dwi memaparkan tekanan terjadi namun lebih kecil ketimbang dampaknya terhadap lifting minyak.

Diantaranya, low entry point menekan 7 MMSCFD terhadap produksi gas, lalu unplanned shutdown menekan 128 MMSCFD, Delay bor dan hasil bor menekan 35 MMSCFD, dan delay field on stream menekan 42 MMSCFD di 2021.

“Upaya untuk produksi ini sudah diupayakan, tapi ada beberapa kejadian unplanned shutdown yang terjadi sehingga turun lagi (produksinya),” kata dia.

Di sisi lain, ditinjau dari aktivitas utama hulu migas, Dwi memaparkan sejumlah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mencatatkan hasil yang beragam. Pada sektor studi G&G ditargetkan 116 kegiatan dengan realisasi sebanyak 121 kegiatan atau 104 persen dari target.

Lalu, survei tensor gravity ditarget 106.020 km2 dengan realisasi 101.918 km2 atau 96 persen. kemudian, seismik 2D ditarget 4.569 km dengan realisasi 2.635 km atau 58 persen. Seismik 3D ditarget 1.549 km2 dengan realisasi sebesar 1.190 km2 atau 77 persen dari target. Serta, exploration wells drilling ditarget sebanyak 48 sumur dengan realisasi hanya 28 sumur atau 58 persen dari target.

Sementara di sisi eksploitasi, SKK Migas menargetkan 616 development wells drilling dengan realisasi hanya 480 sumur atau 78 persen dari target. Workover ditarget 615 sumur dengan realisasi 566 sumur atau 92 persen. Serta well service ditarget 26.431 kegiatan dengan realisasi 22.790 kegiatan atau 86 persen dari target.   Attachments area