Sukses

Ekspor Baja Indonesia Sepanjang 2021 Melesat 92 Persen

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ekspor Indonesia cukup menggembirakan sepanjang 2021

Liputan6.com, Jakarta Neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2021 tercatat surplus USD 35,34 miliar. Catatan ini berkat membaiknya ekspor sejumlah komoditas asal Indonesia.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ekspor Indonesia cukup menggembirakan sepanjang 2021. Setidaknya ada 5 komoditas yang berperan penting mendongkrak ekspor Indonesia.

Kelima komoditas itu adalah batu bara, CPO dan turunannya, besi dan baja, alat elektronik serta otomotif.

"Barang apa saja yang kita ekspor? kalau kita lihat pertama adalah batu bara mencapai USD 32,8 miliar pertumbuhannya 90 persen lebih dibandingkan periode sama tahun lalu USD17,6 miliar di 2020," katanya, Jakarta, Selasa (18/1). 

Komoditas kedua adalah produk CPO dan turunannya. Ekspor produk ini tumbuh hingga 58,48 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "CPO dan turunannya, pertumbuhannya 58,48 persen dari USD20,72 miliar pada 2020," kata Lutfi.

Kemudian, kabar baik juga datang dari komoditas besi dan baja. Pertumbuhan ekspor sektor ini bahkan cukup besar yaitu 92 persen dari USD10,86 miliar menjadi USD20,95 miliar.

"Dengan mayoritas ekspor (besi dan baja) ke China. Ketika kita bisa ekspor ke China, di mana mereka terkenal punya harga barang murah, artinya kita bisa jual ke siapa saja," jelasnya.

Lutfi menambahkan, pertumbuhan ekspor yang sama juga terjadi pada sektor elektronik serta alat kendaraan bermotor dan suku cadangnya. Terutama kendaraan bermotor dan suku cadangnya meningkat cukup drastis.

"Ini angka yang besar dan kemudian saya juga menggaris bawahi kendaraan bermotor dan suku cadangnya pertumbuhannya 30,84 persen mencapai USD8,64 miliar," paparnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

BI: Surplus Neraca Perdagangan Jaga Ketahanan Eksternal Perekonomian

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia Desember 2021 tetap tinggi mencapai USD 1,02 miliar. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan bulan sebelumnya sebesar USD 3,52 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus USD 35,34 miliar jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun 2020 sebesar USD 21,62 miliar.

Dikutip dari laman bi.go.id, Selasa (18/1/2022), Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Surplus neraca perdagangan Desember 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi di tengah defisit neraca perdagangan migas yang meningkat.

Pada Desember 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar USD 3,30 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada November 2021 sebesar USD 5,21 miliar. Ekspor nonmigas pada Desember 2021 tercatat sebesar USD 21,28 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar USD 21,51 miliar.

Sementara, ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewan/nabati termasuk CPO serta produk manufaktur, termasuk besi dan baja serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, tercatat meningkat.

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut.

Adapun, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari USD 1,69 miliar pada November 2021 menjadi USD 2,28 miliar pada Desember 2021, dipengaruhi oleh impor migas yang meningkat.

Â