Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) memperkirakan, kebutuhan gula kristal rafinasi (GKP) akan meningkat 10 persen saat Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2022.
Ketua Umum AGRI Benardi Dharmawan mengatakan, stoknya kini sudah aman terkendali. Dia pun menghitung, kebutuhan atas gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman normalnya sekitar 250-300 ribu per bulan.
"Untuk kebutuhan industri makan dan minuman sebenarnya tidak terkendala, setiap tahun sudah bisa dihitung, diprediksi ada penambahan 5 persen. Tapi, untuk Hari Raya Lebaran akan ada penambahan 10 persen," ujarnya dalam Musyawarah Nasional AGRI di Hotel The Langham Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Advertisement
Benardi pun menjamin, kebutuhan gula rafinasi tidak mengalami defisit. Kapasitas gula dari pabrik terhitung cukup dengan menyediakan 5,5 juta ton gula rafinasi.
"Ke depan, industri gula lebih mengarah ke bahan baku tebu, sedangkan rafinasi bahan bakunya gula mentah. Utilisasi pabrik yang dipenuhi berkisar 60 persen," terangnya.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Naik 5 Persen
Senada, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, kebutuhan GKP untuk industri diproyeksikan meningkat 5 persen menjadi 3,4 juta ton di 2022.
"Untuk kebutuhan konsumsi masyarakat saja, kita baru bisa memproduksi sekitar 2,2 juta ton per tahun. Ini masih ada kebutuhan yang masih dipasok dari bahan baku raw sugar," ungkapnya.
Puti juga memastikan kebutuhan gula akan terjaga pada Lebaran nanti. Pemerintah diakuinya sudah berulang kali mengadakan rapat terkait rencana kebutuhan komoditas pangan, termasuk gula sepanjang tahun ini.
"Semua perencanaan bagus. Data dari Badan Pusat Statistik juga semestinya bisa tersedia cukup dan bisa menjaga harga gula stabil sepanjang tahun," pungkasnya.
Advertisement