Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memprediksi The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan 4 kali menaikkan suku bunga acuan, dimulai pada Maret 2022. Kebijakan suku bunga Fed Fund Rate sangat bergantung pada kondisi ekonomi di AS.
Ini diungkapkan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (20/1/2022). Namun dia belum bisa memprediksi besaran kenaikan suku bunga tersebut.
Baca Juga
"Tapi apakah naiknya 25 basis poin (bps) apakah 50 bps. Ini harus kami baca lebih lanjut. Inilah bacaan kami mengenai arah dan juga respons dari normalisasi kebijakan moneter oleh The Fed," kata dia.
Advertisement
Meski begitu terdapat sejumlah risiko yang juga bisa mengubah arah kebijakan The Fed yang akan tetap menjadi perhatian.
Misalnya saja kenaikan kasus omicron, gangguan rantai pasokan, dan kenaikan harga energi yang bisa saja membuat bank sentral AS tersebut hanya tiga kali menaikan suku bunganya.
"Secara keseluruhan, asesmen kami kalau dilihat dari sisi fundamentalnya, ekonomi dibandingkan perkiraan inflasi dan unemployment di AS dan juga bacaan kami soal pandangan dari members Fed kemungkinan Fed Fund Rate akan naik tiga kali dari sisi fundamental," ungkapnya.
Â
Terus Pantau
BI memastikan akan terus memantau berbagai perkembangan rencana kenaikan suku bunga The Fed dan memitigasi dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.
Sebab, dampaknya akan lebih terlihat pada kenaikan US Treasury diatas 2 persen, alhasil akan mempengaruhi sisi eksternal Indonesia dalam hal ini arus dana asing masuk ke pasar keuangan domestik.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
Advertisement