Sukses

Pengamat: Kepala Otorita IKN Nusantara Punya Beban Berat

Presiden Jokowi mengungkap kriteria calon pemimpin ibu kota yang bernama Nusantara ialah sosok yang pernah menjadi kepala daerah berlatar arsitek.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi mengungkap kriteria calon pemimpin ibu kota negara Nusantara ialah sosok yang pernah menjadi kepala daerah berlatar arsitek.

Salah satu kepala daerah yang memiliki latar belakang arsitek yang cukup sukses adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Namun seberapa besar peluang Ridwan Kamil untuk memimpin IKN Nusantara?

Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio menilai IKN sebagai proyek mercusuar Presiden Jokowi sehingga Jokowi tidak akan sembarangan menunjuk orang menjadi kepala otoritanya.

"Kalau salah satu kriterianya arsitek dan salah satu kepala daerah yang berlatar belakang arsitek kan Ridwan Kamil. Ini kan komposisi yang lengkap sebenarnya dan lagi artinya kalau memang Ridwan Kamil ditunjuk jadi kepala otorita IKN artinya Jokowi mempercayakan monumen mercusuarnya kepada RK sehingga daya tawar pencapresannya tinggi juga," kata Hendri Satrio kepada wartawan, (20/1/2022).

Namun demikian siapa pun yang ditunjuk jadi kepala otorita IKN tak boleh gagal. "Merupakan kesempatan luar biasa tapi juga menanggung beban yang luar biasa jadi tidak boleh gagal. Kalau gagal artinya tertutup kemungkinannya untuk memimpin negeri ini," kata Hendri Satrio.

Kepala otorita IKN, menurut pria yang akrab disapa Hensat ini jelas punya kans untuk jadi capres 2024. Apalagi kalau menjawab kepercayaan Jokowi mempersiapkan IKN dengan sempurna maka Jokowi bisa jadi lebih memilih kepala otorita IKN itu meneruskan kepemimpinannya.

"Pak Jokowi pasti dukung. Ini peluang emas. Jadi sekarang fokus saja bekerja. Kita lihat perkembangannya dalam dua tahun seperti apa," pungkasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Ridwan Kamil sampai Risma, Ini Kepala Daerah yang Berlatar Belakang Arsitek

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan dua kriteria pada calon Kepala Otorita di Nusantara, Ibu Kota Negara Baru.

Disebutkannya, mereka yang mempunyai latar belakang arsitek dan menjadi kepala daerah sebagai pilihan terdepan. 

"Kalau saya pinginnya ada latar belakang arsitektur dan punya pengalaman sebagai kepala daerah," kata Jokowi dalam acara Pertemuan Presiden dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional di Istana Negara, Rabu 19 Januari 2022.

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, berikut sejumlah kepala daerah yang memiliki latar belakang arsitek:

1. Ridwan Kamil

Sebelum menjadi pejabat di Bandung dan Jawa Barat, Ridwan Kamil lebih dulu dikenal sebagai arsitek dan dosen arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ridwan Kamil menamatkan masa sekolahnya di kota Bandung. Kang Emil, begitu ia biasa disapa melanjutkan kuliah jurusan arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung.

Selanjutnya ia menempuh S2 dari University of California, Berkeley. Lewat firma arsitektur Urbane, karya ridwan kamil tersebar tidak hanya di Indonesia melainkan juga mancanegara.

Sebut saja masjid terbuat dari abu letusan gunung merapi, Museum Tsunami di Aceh, Sekolah anti gempa di Pangalengan Bandung, kawasan elit di Kuningan jakarta, superblok di Cina, rancangan kawasan di Syiria.

Selain itu, ada Marina Bay Waterfront di Singapura dan Ningbo Newtown, Tiongkok. Setidaknya terdapat dua puluh penghargaan terkait arsitektur dan tata kota yang sudah dikantongi Ridwan Kamil.

2. Menteri Sosial Tri Rismaharini

Sebelum menjabat sebagai Menteri Sosial Tri Rismaharini, perempuan yang akrab disapa Risma ini adalah Wali Kota Surabaya dua periode.

Namun, Risma juga ternyata pernah menjadi arsitek dan bekerja di bagian tata kota sebelum terjun ke dunia politik.

Selama duduk di birokrat, Risma pernah menduduki sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya pada 1997-2000.

Kemudian ia menjabat sebagai Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya pada 15 Januari 2001- 16 Januari 2002, dan Kepala Cabang Dinas Pertamanan pada 16 Januari 2002-2 September 2002. Demikian mengutip laman Surabaya.go.id.

Risma kemudian menduduki posisi Kepala Bagian Bina Pembangunan pada 2 September 2002-1 Juni 2005, lalu menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan pada 1 Juni 2005-25 November 2005, dan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya pada 25 November 2005-1 Januari 2008. Risma pun menduduki sebagai Kepala Bappeko Surabaya pada 1 Januari 2008-30 April 2010.

Selain itu, riwayat pendidikan Risma merupakan lulusan S2 Management Pembangunan Kota ITS Surabaya pada 2002. Sementara jenjang SI Risma yakni jurusan Arsitektur, ITS Surabaya.

 

 

3 dari 3 halaman

Infografis Ragam Tanggapan Nama Nusantara dan Pembangunan Ibu Kota Negara