Sukses

Erick Thohir: Presidensi G20 Bukti Kepercayaan Negara Lain ke Indonesia

Pada G20 2022, Indonesia memiliki momen penting karena selain pertama kalinya menjadi tuan rumah untuk ajang bergengsi ini.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Presidensi KTT G20 pada 2022 merupakan bukti kepercayaan negara-negara lain bahwa Indonesia sudah layak menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang seimbang.

"Kita dijadikan tuan rumah G20 karena negara-negara lain percaya, dan ini harus diambil kesempatannya, bahwa Indonesia sudah layak menjadi pertumbuhan daripada ekonomi dunia yang seimbang," kata Erick Thohir melansir Antara, Minggu (6/2/2021).

Menurut Menteri BUMN, Indonesia merupakan negara yang kaya dan akan semakin kaya sehingga keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan hidup harus dijaga.

Keseimbangan itu harus terjadi, karena teknologi yang baik adalah teknologi yang mendekatkan dirinya dengan alam.

Untuk itu, Erick Thohir berharap bahwa generasi muda Indonesia juga harus berpikir terbuka, karena tidak mungkin pelestarian dan menjaga lingkungan hidup bisa terjadi kalau perut manusia lapar.

"Karena itu keseimbangan ini menjadi sangat penting, dan kami di BUMN serta saya yakin di pemerintahan bapak Presiden RI Joko Widodo sangat mendorong keseimbangan ini," ujar Erick Thohir.

 

2 dari 2 halaman

Peran Penting Indonesia

Pada G20 2022, Indonesia memiliki momen penting karena selain pertama kalinya menjadi tuan rumah untuk ajang bergengsi ini.

Indonesia juga menjadi negara berkembang pertama yang memimpin perkumpulan negara- negara yang akan berdampak pada kebijakan ekonomi dan sosial secara global itu. Puncak G20 akan berlangsung di Bali tepatnya lewat KTT G20 pada Oktober 2022.

Presidensi G20 Indonesia mengusung tiga isu utama berupa transisi energi berkelanjutan, sistem kesehatan dunia, serta transformasi ekonomi dan digital.

Sebagai salah satu dari tiga pilar utama Presidensi G20 Indonesia, Forum Transisi Energi dalam format Energy Transitions Working Group (ETWG) berfokus kepada tiga prioritas, yaitu akses, teknologi, dan pendanaan.