Liputan6.com, Jakarta Salah satu keberhasilan China menjadi negara maju karena menerapkan sistem pemerintahan desentralisasi yang dilakukan secara masif. Meskipun begitu, setiap pemerintah daerah setempat tetap mendapatkan arahan agar fokus dalam satu sektor yang sama di seluruh wilayah.
"Contohnya bagaimana mendatangkan investasi yang dilakukan semua pegawai negeri dari tingkat terendah sampai tingkat yang tinggi," kata Ekonom, Vivi Alatas dalam Bincang Buku Yuen Yuen Ang, Megawati Institute, Jakarta Minggu (23/1).
Baca Juga
Skema pemerintahan pun dilakukan layaknya menjalankan perusahaan. Gaji yang diterima para abdi negara dilakukan dengan skema pencapaian kinerja. Pemerintah pusat akan memberikan bagian kepada daerah yang bisa mencapai target investasi di daerahnya.
Advertisement
"Kalau setiap daerah atau konti mereka bisa mendapatkan investasi, mereka bisa dapat bagian dari situ. Jadi cara memberikan reward ini seperti CEO," kata dia.
Keberhasilan suatu daerah dalam menangkap investasi tersebut bisa diduplikasi ke wilayah lain. Sehingga memberikan kesempatan ruang yang besar. Untuk itu aturan sengaja dibuat fleksibel agar bisa dimanfaatkan sebagaimana tujuan yang telah ditetapkan pemerintah pusatnya.
"Mereka memberikan arahan dan memberikan rambu-rambu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, itu grey area," kata dia.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korupsi Berkurang
Namun disisi lain strategi ini bisa membuat adanya ketimpangan antar departemen maupun wilayah. Menciptakan wilayah-wilayah yang basah dan kering dari investasi.
Tak hanya itu peluang terjadinya korupsi besar juga kian terbuka. Hanya saja, belakangan dengan adanya penggunaan teknologi dalam proses investasi membuat praktik korupsi berkurang.
"Belakangan sudah memakai teknologi untuk menghindari korupsi besar," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement